Tentang Kami
ISTAID (Islamic Thought and Information for Dakwah)
1. LATAR BELAKANG |
Manusia diciptakan Tuhan untuk mengemban tugas mulia menjadi khalifah di muka bumi sebagaimana dinyatakan Allah sewaktu manusia pertama Adam akan diciptakan (Q.S. Al Baqarah : 30). Untuk itu manusia dibekali dengan berbagai potensi fitrah dan petunjuk agama yang berlandaskan kepada ilmu dan iman kepada Allah swt. Itulah sebabnya sewaktu nabi Adam diciptakan, maka Allah memberikan kepadanya “asmaa”, nama-nama alam seluruhnya sehingga para malaikat sujud dan tunduk kepada Adam. Sewaktu nabi Adam turun ke bumi, malaikat juga mengajarkan kepada nabi Adam ilmu bercocok tanam sehingga Adam dan Hawa sejak awal telah dapat membuat makanan yang dibuat dari tepung gandum dan telah dapat menenun pakaian yang dibuat dari bulu-bulu binatang dan kulit kayu (Ibnu Katsir, Bidayah wan Nihayah, jilid 1). Ini membuktikan bahwa Nabi Adam sejak pertama kali turun ke bumi sudah membangun sebuah peradaban berdasarkan pada ilmu yang berlandaskan kepada keimanan kepada Allah Taala.
Rasulullah saw, bertugas untuk mempersiapkan generasi terbaik, Khairu Ummah yang bertugas sebagai pemimpin di muka bumi. Beliau melakukan tugas dengan ayat pertama “Iqra bismi rabbik” bacalah dengan nama Tuhanmu. Dengan dasar ilmu inilah Rasulullah mempersiapkan sahabat-sahabat generasi terbaik melalui majelis ilmu dari rumah Arqam bin Abi Arqam sehingga lahir pemimpin umat yang dipersiapkan untuk berdakwah dan memimpin masyarakat Madinah.
Di Madinah, majelis ilmu tersebut dilanjutkan secara intensif di balai “Suffah” di Masjid Nabawi, menjadikan masyarakat Madinah sebagai masyarakat terbaik sehingga Rasul bersabda, “Sebaik-baik masa adalah periode masyarakatku, dan periode masyarakat sahabat-sahabatku dan periode masyarakat setelah sahabatku”.
Dari masyarakat yang terbaik inilah Islam menyebar menjadi rahmat bagi sekalian alam, sehingga masuk ke seluruh pelosok dunia dari Maroko sampai ke Merauke, dari Spanyol sampai ke Bukhara, Cina dan Rusia. Masyarakat muslim yang berperadaban dengan landasan ilmu dan iman tersebut membentuk peradaban mulia yang telah ditunjukkan oleh peradaban emas sejak dari Peradaban Madinah, Peradaban Islam di Andalusia, Peradaban Abbasiyah di Baghdag, Peradaban Usmaniyah di Turki, hingga di Nusantara di Aceh, Siak, Melaka.
Peradaban tersebut berdiri dengan adanya pusat-pusat ilmu dari lembaga pendidikan dasar, maktab-maktab sampai perguruan tinggi seperti Universitas Cordova di Andalusia, Universitas Nidzamiyah di Baghdag, Universitas Baiturahman di Aceh, sehingga dapat menghasilkan tokoh-tokoh keilmuan, sarjana, ulama, intelektual, saintis berkaliber dunia di berbagai bidang.
Ilmuwan Islam zaman tersebut selain pakar di bidangnya juga mengetahui ilmu-ilmu yang lain dan memiliki ilmu agama, iman dan fiqih serta akhlaq yang mulia. Dalam pengembaraan ilmu tersebut mereka dapat mengambil yang terbaik dari khazanah keilmuan masa lalu tanpa terpengaruh oleh budaya yang berkembang. Teori keilmuan yang dihasilkan telah dibersihkan dari pengaruh filsafat, budaya asing sehingga kita melihat bagaimana sarjana Islam zaman terdahulu menyalin buku-buku logika, filsafat, kedokteran dari buku-buku Romawi tapi tidak trpengaruh dengan budaya-budaya syirik dan pagan yang merupakan budaya masyarakbat Roman. Mereka membangun kembali, menterjemahkan dan mengulas serta mengembangkan buku-buku tersebut dalam rangka pemikiran Islam yang berlandaskan tauhid, hukum syariat dan akhlaq sehingga menghasilkan masyarakat yang berperadaban mulia.
Setelah kejatuhan khilafah Usmaniyah Turki, negara Islam satu persatu dijajah oleh penjajahan imperialisme barat. Faktor internal seperti kejumudan umat dan perpecahan antar kelompok dan pemahaman agama, mengakibatkan masyarakat terlepas dari nilai-nilai agama. Akibatnya terjadilah peradaban yang terpisah dengan nilai-nilai Iman, hukum-hukum syariat, akhlaq dan moral sehingga masyarakat muslim menjadi seperti buih yang mudah diombang-ambingkan oleh dunia luar. Lebih memprihatinkan lagi, saat ini muncul generasi sarjana muslim yang memahami nash-nash agama dengan landasan pemikiran Barat seperti landasan demokrasi, persamaan hak, globalisasi sehingga tanpa sadar membawa nilai-nilai Barat dengan topeng dan nama-nama Islam. Masyarakat muslim tidak dapat lagi membedakan antara nilai-nilai Islam yang orisinil dengan nilai-nilai asing yang bertopengkan Islam.
Untuk menghadapi serangan pemikiran dan budaya asing tersebut maka umat memerlukan lembaga pendidikan Islam, perpustakaan, lembaga kajian ilmu yang dapat kembali memeberikan pemahaman Islam yang utuh, lengkap dan komprehensif, yang bertujuan akhirat dan mengharapkan Ridha Ilahi, sehingga menghasilkan sarjana muslim yang dapat menuntun ummat kembali kepada nilai-nilai Islam asli, memahami tradisi keilmuan para ulama serta dapat menjawab tantangan zaman, serangan pemikiran dan budaya serta mewujudkan kembali peradaban Islam yang menampakkan Islam sebagai Rahmat bagi sekalian alam.
Dalam surah al Hasyr, Allah berfirman: “Dan perhatikanlah apa yang telah kamu persiapkan untuk menghadapi hari esok “. (QS. Al Hasyr : 19). Demikian juga pada surah At Taubah Allah menyuruh hambanya untuk menghadapi segala bentuk tantangan kehidupan. “Dan Persiapkanlah apa saja yang kamu mampu untuk menghadapi mereka (musuh-musuhmu) baik itu dengan mempersiapkan tali kuda yang dapat menggetarkan musuh-musuh Allah dan musuh-musuhmu”. (QS. Al Anfal : 60)
Mempersiapkan generasi yang kuat dengan membekali mereka dengan ilmu pengetahuan yang berlandaskan iman dan keyakinan yang benar, memerlukan lembaga-lembaga pendidikan, perpustakaan, lembaga kajian yang berkualitas dan terencana dengan rapi sebagaimana yang dilakukan para generasi terdahulu, sejak generasi Arqam bin Abi Arqam hingga generasi Nidzamiyah yang dapat menjadi khilafah, pemimpin dunia dengan iman dan taqwa sebagaimana telah dibuktikan oleh sejarah kemanusiaan terdahulu.
Ilmuwan yang memiliki pemahaman Islam jelas dan lengkap akan membawa masyarakat muslimin kepada peradaban yang berlandaskan keilmuan sehingga akan terwujud sistem kehidupan dan tatanan dunia dengan nilai-nilai iman dan akhlaq mulia. Muhammad Asad (Leopold Weiss) mengatakan, “No civilization can prosper or even exist after having this pride and the conection with its own past“.
Imam Malik juga mengatakan, “Kemenangan umat ini akan tercapai hanya dengan mengikuti cara yang dilalui oleh generasi terbaik yang terdahulu”, yaitu generasi yang meletakkan nilai-nilai iman, ilmu, akhlaq dalam masyarakat yang beradab dan memiliki peradaban.
Dengan latar belakang tersebut, didirikanlah ISTAID Center. ISTAID (Islamic Thought And Information For Dakwah ) Center adalah sebuah lembaga dakwah yang bersifat nirlaba yang bertujuan untuk membantu pemerintah Indonesia dalam meningkatkan keimanan dan ketaqwaan masyarakat disamping mencerdaskan kehidupannya sehingga bangsa Indonesia dapat menjadi bangsa yang berprestasi di dunia dan akhirat.
2. MAKNA ISTAID |
ISTA’ID dalam bahasa Arab berarti “BERSIAP”. Biasa dipakai di madrasah saat menyiapkan kelas untuk memulai pembelajaran.
Dalam QS Al Anfal : 60 Allah berfirman, “Dan persiapkanlah segala kemampuan untuk menghadapi mereka dengan kekuatan yang kamu miliki, pasukan berkuda yang dapat menggentarkan musuh Allah, musuhmu dan orang selain mereka yang kamu tidak mengetahuinya, tetapi Allah mengetahuinya . Apa saja yang kamu infaqkan di jalan Allah niscaya akan dibalas dengn cukup kepadamu dan kamu tidak akan dirugikan.”
Setelah muncul nama Istaid, baru ditetapkan kepanjangan ISTAID dalam bahasa Inggris yaitu Islamic Thought and Information For Dakwah.
3. MOTTO |
"GALI POTENSI, RAIH PRESTASI, GAPAI RIDHA ILAHI" "MUSLIM KHALIFAH, KELUARGA SAKINAH, UMMATAN WASATHAN, KHAIRU UMMAH, RAHMATAN LIL ALAMIN" |
4. VISI & MISI |
VisiMenjadi pusat kajian ilmu, informasi, pendidikan/pelatihan kepemimpinan umat yang berkualitas dalam mempersiapkan masyarakat yang berperadaban di masa mendatang. Misi1. Membimbing individu menjadi hamba dan khalifah yang berprestasi. (24:55) 2. Membentuk generasi mendatang menjadi generasi berkualitas. (QS. 3:79) 3. Mempersiapkan masyarakat untuk menjadi masyarakat teladan (QS. 3: 104, 110) |
5. SEJARAH ISTAID |
1993: Buletin ISTAID Diterbitkan |
1995: Mendirikan Pendidikan Guru TK Islam/Al-Qur’an ISTAID |
2011: Menerima Wakaf Rumah Keluarga Pasangan Almarhum Ismail Ulung dan Almarhumah Saleha |
2011: Pembangunan Gedung ISTAID Centre |
2013: Peresmian Gedung ISTAID Center dan Pelaksanaan Program-program ISTAID |
6. FASILITAS |
Untuk menjalankan aktivitasnya, ISTAID telah memiliki bangunan sendiri yang dilengkapi fasilitas berikut.
1. Perpustakaan
2. Ruang Pengajian dan Mushola
3. Ruang Kelas/Kamar
4. Ruang Konseling
5. Ruang Pelatihan / Workshop
6. Greenhouse Hidroponik
8. PROGRAM ISTAID CENTER |
- Program Mingguan
Mengadakan majelis ilmu secara komprehensif dan terpadu berdasarkan kitab dari ulama yang mempunyai otoritas keilmuan Materi disampaikan secara bertahap oleh ustadz dan guru yang mempunyai otoritas pendidikan. Materi meliputi tauhid, akhlaq, tafsir, hadist, fiqih, juga sejarah Rasul dan sahabat serta hal-hal yang berkaitan dengan tantangan pemikiran yang bersifat kontemporer seperti isu-isu liberalisme, sekularisme, transgender dan sejenisnya.
- Kajian Kitab Al Hikam Syeikh Ibnu Athaillah As Sakandari bersama Al Ustadz Muhammad Sholihul Amri
- Kajian Kitab Fiqih Islam Syeikh Wahbah Alzuhaili bersama Al Ustadz Dr. Abdi Syahrial
- Kajian Pemikiran : Bedah Buku Myskat karangan DR. Hamid Fahmi Zarkasyi bersam Ustdz Ryandi M. Ud
- Program Bulanan
Setiap bulan diadakan kegiatan yang berkaitan dengan pengembangan potensi kekhalifahan baik dalam diri individu, keluarga dan masyarakat melalui Tadabbur Quran bersama DR. Arifin Ismail, Khalifah dan Keluarga bersama Prof. DR. Sri Milfayetty, Khalifah dan Sains bersama DR. Sri Adelila SAri dan YAMC (Youth Academician Muslim Camp) bersama seluruh tim Istaid Center.
- Program 3 Bulanan
Setiap tiga bulan diadakan workshop berkaitan dengan agama dan dakwah yang diikuti oleh ulama, pimpinan pondok, nazir-nazir masjid, pimpinan ormas Islam, dosen perguruan tinggi Islam, berkaitan dengan isu-isu pemikiran islam yang berkembang. Diharapkan forum ini dapat memperluas wawasan pemimpin dalam melihat problematika umat dan dapat mencari solusi dalam menyelesaikannya dengan landasan ilmu dan langkah yang bijak.
- Program 6 Bulanan
Mengadakan Pendidikan Kader Ulama sehingga diharapkan dapat melahirkan ulama-ulama yang berilmu, berwawasan dan dapat berkiprah sesuai dengan perkembangan informasi dan teknologi dan mampu menuntun masyarakat yang berkualitas di masa mendatang.
- Program Tahunan
Mengadakan Pertemuan silaturahmi antar ulama, cendekiawan muslim, pimpinan pondok, pimpinan ormas Islam untuk mendapatkan masukan informasi atas keadaan umat, dan mencari solusi dakwah yang tepat dan bijak sesuai dengan keadaan tempat dan situasi.