Persaudaraan Iman Dan Persatuan Ummat
PERSAUDARAAN IMAN DAN PERSATUAN UMAT
“ Dan janganlah kamu berpecah belah serta perpecahan dan pertikaian itu akan membuat kamu gagal dan hilangnya kekuatan “
( QS. Al Anfal : 48 )
Persaudaraan dan persatuan merupakan syarat kemenangan dan tegaknya suatu agama dalam masyarakat. Oleh sebab itu, sewaktu nabi di Makkah, Rasulullah selalu mengumpulkan para sahabat yang baru masuk Islam di rumah Arqam bin Abi Arqam, sehingga dengan pertemuan itu terjalinlah ukhuwah antar sahabat disamping dijadikan juga sebagai tempat mendengarkan ayat-ayat petunjuk al Quran yang selama di Makkah, dan menerangkan makna ayat tersebut sehingga dapat dijadikan pedoman hidup orang yang beriman. Persaudaraan iman dan persatuan umat inilah yang tertanam dalam hati para sahabat sehingga menjadi kekuatan jiwa untuk menghadapi segara penindasan, kedzaliman dan penyiksaan yang dilakukan oleh kaum kafir Makkah. Persaudaraan seiman dan persatuan umat inilah yang memberikan motivasi untuk siap menolong, membela dan membantu sesama saudara seiman sebagaimana pertolongan ang diberikan oleh Abubakar dalam membebaskan Bilal bin Rabah dari peniksaan majikannya.
Sewaktu orang madinah datang ke Makkah dalam musim haji tahun kesebelas dan kedua belas kenabian, sikap persaudaraan dan persatuan serta kesiapan untuk membela sesama muslim, membela perjuangan Rasulullah dan agama Islam sehingga sejarah membuktikan bahwa program pertama yang dilakukan oleh masyarakat madinah yang baru memeluk islam adalah melakukan perjanjian Aqabah pertama dan kedua, dimana perjanjian tersebut berisikan tekad masyarakat muslim Madinah untuk membela saudara sesama muslim, dan membela perjuangan Rasululah dari gangguan dan kedzaliman kafir Makkah.
Persaudaaan yang terbina di kota Makah, dilanjutkan dengan perjanjian Aqabah masyarakat muslim Madinah inilah yang kemudian diramu kembali oleh Rasulullah dengan ikatan persaudaraan antara kaum muhajirin Makkah dengan kaum muslimin Madinah yang disebut dengan kaum Anshar. Persaudaraan Muhajrin dan Anshar yang dilakukan secara satu persatu, sehingga setiap satu Anshar Madinah bertanggungjawab atas kelangsungan hidup kaum Muhajirin, Pada waktu di Makkah setiap orang Islam di makkah bersaudara dengan muslim Makkah yang lan. Sewaktu di Madinah, setiap orang islam mengambil satu orang lain sebagai saudaranya dan bertanggungawab atas keadaannya, sehingga kitab sirah nabi yang terkenal dengan nama kitab Sirah Ibnu Hisyam mencatat bahwa nabi Muhammad berkata kepada sahabat-sahabatnya : “ Bersaudaralah kamu karena Allah..kemudian nabi memegang tangan Ali bin Abi Thalib dan berkata : “ Ini saudaraku “, kemudian Hamzah memegang tangan Zaid bin Haritsah, Abubakar Shiddiq memegang tangan Kharizah bin Zuhair, Umar bin Khattab memegang tangan Itban bin Malik, demikian seterusnya sehingga setiap orang muslim memiliki saudara dan kawan sejati yang akan saling membantu dan membela, tanpa melihat asal usul keturunan, pangkat dan kedudukan, dan kabilah.( Sirah Nabawiyah, Ibnu Hisyam, hal.355 )
Dalam ayat 13 dari surah As Syuura (4) Allah berfirman : “ Telah disyariatkan bagi kamu ( hai Muhammad ) dalam agama apa yang telah diwasiatkan juga kepada Nuh, dan juga telah diwahyukan kepadamu dan diwasiatkan oleh Ibrahim dan Musa dan Isa bahwa hendaklah kamu semua menegakkan agama dan janganlah kamu berpecah belah dalam agama tersebut. Sangat beratlah bagi orang musyrik apa yang diserukan tersebut “ ( QS. Syura : 13 ). Dari ayat ini dapat disimpulkan bahwa syarat untuk menegakkan agama adalah tidak berpecahna umat dalam melaksanakan agama tersebut. Hal ini berlaku sejak zaman dahulu sejak nabi Nuh alaihissalam, Nabi Ibrahim alaihissalam, Nabi Musa alaihissalam, sehingga nabi Isa alaihissalam. Oleh sebab itu umat Muhammad juga jika ingin menegakkan agama, maka syarat utama adalah menghindari perpecahan dan mewujudkan persaudaraan dan persatuan, walaupun berbeda dalam memahami beberpa permasalahan pelaksanaan agama. Perbedaan paham dan pendapat tidak boleh menjadi penyebab perpecahan, dan itu dapat dilakukan jika setiap paham dan kelompok agama menghormati pendapat dan kelompok yang lain.
Persaudaran dan persatuan umat Islam itu merupakan sesuatu yang dikhawatirkan oleh umat yang memusuhi Islam, oleh karena itu dalam setelah kalimat “ menegakkan agama dan jangan berpecah belah “ dilanjutkan dengan firman Allah : “ Sangat berat bagi orang musyrik apa yang kamu semua diserukan kepadanya “, artinya orang kafir, orang musyrik, dan setiap musuh Islam sangat khawatir jika umat Islam bersatu dan saling bersaudara, sebab persaudaran keimanan itulah yang merupakan syarattegaknya agama, sedangkan perpecahan umat merupakan fatkor utama dalam kehancuran umat Islam walaupun mereka rajin beribadah, malahan perbedaan kecil dalam melakukan praktek ibadah tersebut dibesar-besarkan sehingga menjadi factor utama perpecahan umat. Dalam Al quran, Allah telah memperingatkan kita : “ Dan janganlah kamu berpecah belah serta perpecahan dan pertikaian itu akan membuat kamu gagal dan hilangnya kekuatan “ ( QS. Al Anfal : 48 ). Rasulullah dalam sabdanya dalam hadis sahih menyatakan : “ Apakah kamu ingin aku beritahu sesuatu yang lebih baik daripada melaksanakan amalan yang lebih tinggi daripada melaksanakan puasa dan shalat dan sedekah ? Sahabat menjawab : Ya..kami mau ya Rasulullah “. Kemudian Rasul melanjutkan : “ Perbaikilah hubungan antara kalian, sebab buruknya hubungan antara kalian itu dapat menjadi pisau pencukur “. Dalam riwayat lain hadis ini ditambahkan dengan kalimat : “ Bukan pencukur rambut tetapi menjadi pisau pencukur agama “. Dalam hadis diatas dinyatakan bahwa mendamaikan pertikaian itu lebih tinggi daripada ibadah shalat, puasa dan sedekah. Dengan kata lain juga dapat dipahami bahwa persatuan umat dan persaudaraan seiman itu lebih tinggi daripada ibadah ritual seperti shalat, puasa dan sedekah. Begitulah pentingnya persaudaraan dan persatuan umat dalam agama Islam.
Al Quran juga menyatakan agar umat Islam : “ Dan berpeganglah kamu semuanya kepada tali (agama) Allah, dan janganlah kamu bercerai-berai, dan ingatlah akan nikmat Allah kepadamu ketika dahulu (masa Jahiliyah) bermusuh-musuhan, maka Allah mempersatukan hatimu, lalu menjadilah kamu karena nikmat Allah orang-orang yang bersaudara. (QS Ali Imran:103) Ulama Tafsir, Ibnu Jarir Ath Thabari dalam tafsirnya berkata tentang tafsir ayat ini bahwa Allah Ta’ala menghendaki dengan ayat ini, " Dan berpeganglah kamu semuanya kepada agama Allah yang telah Dia perintahkan, dan (berpeganglah kamu semuanya) kepada janjiNya yang Dia (Allah) telah mengadakan perjanjian atas kamu di dalam kitabNya, yang berupa persatuan dan kesepakatan di atas kalimat yang haq dan berserah diri terhadap perintah Allah. (Jami’ul Bayan 4/30 ). Imam Al Qurthubi dalam kitab tafsirnya berkata tentang tafsir ayat ini, “Sesungguhnya Allah Ta’ala memerintahkan persatuan dan melarang dari perpecahan. Karena sesungguhnya perpecahan merupakan kebinasaan dan al jama’ah (persatuan) merupakan keselamatan.” Beliau juga mengatakan,“Boleh juga maknanya, janganlah kamu berpecah-belah karena mengikuti hawa nafsu dan tujuan-tujuan yang bermacam-macam. Jadilah kamu saudara-saudara di dalam agama Allah, sehingga hal itu menghalangi dari (sikap) saling memutuskan dan membelakangi.” (Al Jami’ Li Ahkamil Qur’an 4/159.) Imam Asy Syaukani berkata tentang tafsir ayat ini,“Allah memerintahkan mereka bersatu di atas landasan agama Islam, atau kepada Al Qur’an. Dan melarang mereka dari perpecahan yang muncul akibat perselisihan di dalam agama.” (Fahul Qadir 1/367)
Peristiwa Aksi Bela Islam pada 2 Desember 2016 lalu yang dihadiri lebih dari 7 juta umat Islam telah membuktikan bahwasanya sebenarnya umat Islam Indonesia itu dapat bersatu. Semua umat Islam bersatu membela agama . walaupun ereka berasal dari berbagai daerah, suku, dan bahasa yang tidak sama, dari berbagai latar profesi dan pendidikan yang beragam, dan dari berbagai pengajian dan ormas yang berbeda. Mereka menyatu, teratur dan patuh terhadap arahan-arahan dari pemimpin mereka yang terdiri daripada para ulama. Semangat persaudaran Iman dan persatuan umat yang telah bersemi dalam dada umat tersebut sepatutnya tetap dan terus menyala dalam dada umat dan dapat dibuktikan dengan kerja nyata dan amal-amal baik dalam bidang ekonomi, dan lain sebagainya. Rasulullah telah menyatakan bahwa : Sesunguhnya tangan Allah ( pertolongan Allah ) itu akan datang dengan berjamaah “ ( Riwayat Tirmidzi ). Berjamaah itu hanya dapat diwujudkan jika sekat-sekat pertikaian dan perpecahan dihilangkan dengan menghormati perbedaan antar kelompok, serta melaksanakan sinergi kekuatan, bekerjasama dalam mewujudkan program-progran keummatan, sebagaimana nabi Muhammad menjalin persaudaraan seiman dan persatuan umat terlebih dahulu pada tahun pertama hijrah sebelum turunnya ayat-ayat hukum sebab sebagian besar ayat-ayat hukum seperti printah puasa, zakat dan haji itu turn pada tahun kedua hijrah. Demikian juga persatuan umat dan persaudaran islam merupakan persiapan menghadapi setiap ancaman musuh, sebagaimana nabi Muhammad menguatkan persatuan dan persaudaraan umat di tahun pertama hijrah sebelum terjadinyaserangan musuh yang terjadi pada tahun kedua hijrah yang bermula dengan perang Badar. Sejarah membuktikan bahwa pasukan umat Islam yang telah memiliki kekuatan persaufaraan iman dan semangat persatuan tersebut dapat mengalahkan pasukan musuh dalam perang Badar walaupun jumlah umat Islam lebih sedikit dibandingkan dengan jumlah pasukan musuh. Sejarah membuktikan semangat persaudaraan dan persatuan merupakan syarat utama kemenangan dan keunggulan umat dalam menegakkan agama dan peradaban. Masihkan ada persaudaraan dan persatuan umat pada hari ini dalam menghadapi serangan pemikiran dan agama seperti liberalisme, kapitalisme, dan komunisme serta serangan lain yang akan terus menerus dihadapi oleh umat Islam ? Fa’tabiru Ya Ulil albab,
Buletin
Komentar