PERGANTIAN  WAKTU DAN NILAI KEHIDUPAN

today January 28, 2023 account_circle Arifin Ismail

 

 

“ Dan demikanlah hari demi hari Kami gilirkan diantara manusia " ( QS Al Baqarah : 140 )

Dalam kehidupan manusia, waktu akan terus berjalan yang ditandai oleh pergantian hari, bulan, dan tahun, Waktu  adalah nikmat yang Allah berikan kepada manusia, dan harus dipertanggungjawabkan manusia dengan mempergunakan waktu tersebut untuk melakukan amal saleh. Namun banyak manusia lupa dengan tanggungjawab tersebut sehingga Rasulullah bersabda ““ Terdapat dua nikmat dimana banyak manusia tertipu dengan keduanya yaitu nikmat waktu  dan nikmat kesehatan ( Riwayat Bukhari, Tirmidzi dan Ibnu Majah  ) . Setiap muslim harus selalu memperhatikan jam demi jam, hari dan bulan apalagi tahun demi tahun sebab rasulullah saw bersabda : ‘ Tidak akan datang suatu hari, kecuali hari itu akan berkata-kata kepada seluruh manusia  : “ Wahai anak cucu Adam, aku adalah hari baru bagimu..Aku ini  akan menjadi saksi atas semua perbuatan yang kamu lakukan. Oleh sebab itu jadikanlah aku sebagai bekal hidupmu, sebab jika aku telah berlalu, maka aku tidak akan pernah kembali lagi sampai hari kiamat kelak “. Hadis riwayat  Baihaqi dan Dailami.

Begitu tingginya nilai waktu bagi kehidupan, sehingga dalam Al Quran kita akan mendapati bahwa Allah bersumpah dengan waktu seperti “ wallaili “ ( demi waktu di malam hari ), “wan-nahaari “ ( demi waktu siang ), “ Wal Fajri “ ( demi waktu fajar di pagi hari ), “ wa-dhuhaa “ ( demi waktu duha, yaitu waktu matahari sedang naik  ), dan “wal ahsri “ ( demi waktu ). Imam Fakhruddin Ar razi dalam mentafsirkan surah “wal-ashri”  menyatakan bahwa : Allah subhana wa taala bersumpah dengan waktu karena di dalam waktu terdapat beberapa keajaiban, terdapat kesenangan dan kesusahan, kesehatan dan rasa sakit, serta kekayaan dan kemiskinan. Juga disebabkan karena nilai dan harga waktu tidak dapat ditandingi oleh apapun jua. Itulah sebabnya Allah taala bersumpah dengan waktu. Imam Syafii dalam menilai surah wal-ashri berkata : Jika seandainya tidak terdapat surah yang lain dalam kitab suci alQuran, maka surah wal-ashri ini sudah cukup bagi kehidupan manusia “. Bagaimana tidak ? Jika setiap detik dan menit dalam kehidupan manusia itu diisi dengan iman dan amal perbuatan yang baik, maka kehidupan manusia itu akan baik, tetapi jika satu menit saja dari waktu yang berlalu tanpa iman dan amal yang baik, maka manusia itu akan rugi selama-lamanya, sebab nilai hidup itu tergantung bagaimana manusia mengisi waktunya dari detik ke menit, dari menit ke jam, dari jam ke hari, dan dari hari ke minggu, dari minggu ke bulan dan dari bulan ke tahun. .

Dalam peribahasa Arab dikatakan : Al Waqtu kassaif “, Waktu itu laksana pedang, jika anda tidak menggunakan waktu  dengan baik, maka ia akan memotong anda “. Berarti kalau waktu kita pergunakan dengan baik berarti kita menang, dan jika kita membiarkannya berlalu begitu saja maka kita telah kalah. Dengan kata lain, apabila anda tidak siap untuk mengambil manfaat dalam setiap kesempatan, maka anda akan binasa sebagaimana binasanya orang yang ditebas oleh sebilah pedang. Imam Hasan Al Banna menyatakan bahwa : “ Ramai orang mengatakan bahwa waktu adalah emas. Pendapat ini benar dan beralasan, apabila ditinjau dari nilai sesuatu benda, karena mereka tidak dapat mengukur sesuatu yang ada kecuali dengan sesuatu benda. Padahal, sebenarnya waktu lebih berharga daripada emas karena waktu itu adalah suatu kehidupan. Emas kadang-kadang boleh hilang dan kita masih dapat mencari penggantinya atau mendapatkan sesuatu yang lebih banyak daripada yang hilang. Sedangkan waktu, apabila telah pergi, maka mustahil dapat kembali lagi atau dapat dikembalikan lagi, itulah sebabnya waktu itu lebih berharga daripada emas, intan, berlian, dan permata lainnya, karena waktu itu adalah kehidupan.

 Oleh karena waktu adalah kehidupan, maka dapat dikatakan bahwa  membuang dan mensia-siakan waktu berarti membuang mensia-siakan kehidupan kita sendiri. Orang yang lalai , maka waktunya akan berlalu dan waktu itu tidak dapat diulang lagi sebab tidak mungkin hari kemarin diputar dan dijadikan hari ini. Waktu kebahagian itu dapatdicapai bagi orang yang dapat menggunakan waktunya sesuai dengan petunjuk Allah dan barangsiap yang tidak dapat menggunakan waktunya sesuai dengan petunjuk Allah,seperti menghabiskan waktunya hanya untuk mengikuti hawa nafsu, dan hidupnya tidak akan bernilai. Memakai waktu dengan penuh nilai,  merupakan kunci meraih kebahagian “ Sungguh sangat berbahagia orang yang beriman yang shalat khusyuk dan berpaling dari hal yang tidak berguna “ ( QS. Al Mukminun : 1-3 ) Dengan shalat khusyuk dia mendapat kebahagian akhirat, dan dengan terhindar dari sesuatu yang tidak bermanfaat, maka dia akan mendapat bahagia di dunia.

 Sudah waktunya sebagai muslim  untuk merubah kebiasaan dan cara hidup dari pemakaian waktu dengan hidup malas dan santai, dengan kegiatan yang tidak bermanfaat menjadi kehidupan yang penuh dengan aktivitas positip dan produktif, baik untuk kehidupan dunia maupun kehidupan akhirat. Sudah sewajarnya kita selalu bertanya ; ‘ Apa yang telah saya lakukan dalam mengisi waktu saya setiap hari..? Sudahkan saya pergunakan untuk menjaga kesehatan, untuk menambah harta kekayaan, untuk menambah ilmu pengetahuan, untuk membantu orang lain, atau untuk sesuatu yang bermanfaat baik bagi diriku maupun bagi orang lain.. “.

 Amir bin Abdul Qais, seorang ulama yang zuhud pada suatu hari didatangi seseorang yang memintanya untuk bercerita, maka beliau menjawab : “ Hentikan dahulu matahari itu. Tahanlah agar ia tak bergerak, hingga aku sempat untuk bercerita kepadamu, sebab waktu akan terus bergerak dan apa yang telah aku lakukan tidak akan pernah kembali. Maka apabila ada suatu kerugian, niscaya kerugian itu tidak boleh diganti dan ditukar, karena setiap waktu itu mempunyai bagian-bagian tersendiri “. Oleh karena itu sahabat nabi yang bernama Abdullah bin Mas’ud berkata : “ Saya tidak pernah menyesali suatu hal, seperti penyesalan saya atas hari yang telah berlalu, dimana umurku telah berkurang dan aku tidak sempat menambah amal baikku “.

 Oleh sebab itu Nabi berpesan : “ pergunakanlah waktu kosongmu sebelum datang waktu sibukmu “, malahan beliau telah mengajari kita agar selalu berdoa setiap pagi dan petang dengan doa : “Allahumma inni a’udzubika minal ajzi wal kasal “, Ya Allah aku berlindung kepadamu daripada lemah dan malas. Oleh sebab itu itu sebagai seorang muslim sepatutnya menghindar dari sifat malas karena malas itu laksana syetan yang harus kita hindari sehingga kita disuruh untuk selalu meminta perlindungan kepada Allah subhana wataala daeripada sifat malas. Imam Ibnu Jauzi berkata : “ Malas adalah teman yang paling buruk, dan suka bersantai-santai dapat mewariskan penyesalan yang luar biasa “.  Seorang muslim harus waspada daripada sifat malas dan santai. Seorang muslim juga tidak perlu takut lelah, karena jika seorang muslim bekerja dengan sekuat tenaga, maka butiran keringat akan bernilkai pahala disisi Allah subhana wa taala “ Dalam sebuah hadis Rasulullah bersabda : “ Allah sangat senang kepada seorang hamba apabila bekerja sampai merasa kelelahan “.   Dengan kelelahan bekerja disana terdapat kecintaan daripada Allah Taala. Itulah sebabnya Umar bin Khattab sangat membenci orang yang tidak bersemangat dalam bekerja dengan katanya : “ Aku sangat membenci seseorang yang tidak mempunyai semangat dalam mencari kemaslahatan dunia dan akhirat “.

Oleh sebab itu dalam memasuki tahun akan datang ini sudah sepatutnya kita sebagai masyarakat muslim merobah cara pemakaian waktu dengan sesuatu yang dapat meningkatkan  nilai dan kualitas  hidup. Mari kita robah hidup dari  hidup malas, hidup santai,  dirobah menjadi cara hidup penuh kerja keras, penuh disiplin, kreatif, produktif, dengan melakukan kegiatan positip baik untuk akal pikiran, kesehatan, ilmu pengetahuan, kekayaan dunia, atau untuk kehidupan akhirat. Ahmad Syauqi, penyair Arab berkata ; “ Denyut jantung manusia selalu berkata : Sesungguhnya kehidupan ini hanyalah beberapa saat saja. Maka angkatlah nama baikmu untuk bekal apabila kamu mati, karena nama baik bagi manusia adalah umur baru “. Al Faqih Umarah Al Yamani berkata : ‘ Jika modalmu adalah umurmu, maka waspadalah..jangan sampai kau pergunakan umurmu tersebut di jalan yang tidak benar. Karena di dalam pergantian siang dan malam terdapat pertarungan yang tentera-tenteranya akan membawa kepada kita segala macam keajaiban dan sesuatu yang tak terduga “. Akhirnya marilah kita memasuki tahun akan datang   ini dengan merenungi sebuah hadis nabi yang bermakna : ‘ Orang mukmin itu berada di antara dua kekhawatiran : kekhawatiran waktu yang telah berlalu, yang mana ia tidak tahu apakah waktu itu  akan diberi ganjaran oleh Allah kepadanya, dan kekhawatiran waktu yang akan datang dan masih ghaib baginya, dimana dia tidak tahu apakah yang telah ditaqdirkan Allah kepadanya “.  Fa'tabiru Ya Ulil albab.

 

 

ReplyReply allForward

Buletin

Share This