PERANAN ORANGTUA DALAM PENDIDIKAN ANAK

today January 28, 2023 account_circle Arifin Ismail

 

 

” jagalah dirimu dan keluargamu dari siksaan api neraka ( QS. At Tahrim 6 )

 

Dalam Islam peranan kedua orangtua sangat penting dalam pendidikan seorang anak, sehingga nabi bersabda : ” Setiap anak itu dilahirkan dalam keadaan fitrah tauhid, maka kedua orangtuanya yang menjadikan dia itu menjadi seorang yahudi, atau nasrani atau majusi ” .. Fitrah manusia adalah fitrah bertauhid kepada Allah, fitrah beribadah kepadaNya. Fitrah tauhid yang ada pada diri manusia terlihat jelas dalam ayat 172 surah Al A’raf :

” Dan ingatlah, ketika Tuhanmu mengeluarkan keturunan anak-anak Adam dari sulbi mereka dan Allah mengambil kesaksian terhadap jiwa mereka seraya berfirman: "Bukankah Aku ini Tuhanmu?" Mereka menjawab: "Betul Engkau Tuhan kami, kami menjadi saksi". Kami lakukan yang demikian itu agar di hari kiamat kamu tidak mengatakan: "Sesungguhnya kami (bani Adam) adalah orang-orang yang lengah terhadap ini (keesaan Tuhan ) atau agar kamu tidak mengatakan: "Sesungguhnya orang-orang tua kami telah mempersekutukan Tuhan sejak dahulu, sedang kami ini adalah anak-anak keturunan yang [datang] sesudah mereka. Maka apakah Engkau akan membinasakan kami karena perbuatan orang-orang yang sesat dahulu?"  Dan demikianlah Kami menjelaskan ayat-ayat itu, agar mereka kembali [kepada kebenaran]. (QS. Al Araf : 172-174 ). Dalam ayat ini jelas terlihat bahwa manusia pada awalnya telah mengakui keesaan Allah, tetapi kadang kala disebabkan pengaruh dan pendidikan orangtuanya manusia itu menjadi kafir atas keesaan Tuhan, sehingga agar manusia memahami tentang asal muasal keimanan yang ada pada dirinya, maka Allah menjelaskan tentang perjanjian tauhid ini di dalam al Quran, agar manusia tidak lepa akan fitrah tauhid yang ada pada dirinya. Oleh sebab itu ada beberapa prinsip pendidikan dalam al Quran yang harus dilakukan oleh kedua orangtua kepada anaknya yaitu:

 

1. Pendidikan tauhid dan keimanan,

” dan (ingatlah) ketika Luqman berkata kepada anaknya, di waktu ia memberi pelajaran kepadanya: "Hai anakku, janganlah kamu mempersekutukan Allah, Sesungguhnya mempersekutukan (Allah) adalah benar-benar kezaliman yang besar". ( QS.Lukman/31:13)

Pendidikan pertama dalam al Quran adalah pendidikan tauhid, sehingga si anak nanti tidak berbuat syirik kepada Allah. Anak harus dibekali dengan ilmu tauhid, pengenalan kepada Tuhanyang mencipta alam, mencipta dirinya dan mengatur seluruh kehidupan. Rasuluylah saw bersabda dalam sebuah hadis : Bukakanlah ucapan pertama dari mulut anakmu kalimat tauhid ” Tiada tuhan selain Allah ”, dan ajarkanlah mereka sebelum mereka meninggal dunia kalimat ” Tiada tuhan selain Allah ”.  Hal ini sangat penting sebab ketauhidan seseorang merupakan faktor utama bagi kehidupan seseorang.

 

2. Pengenalan kehidupan

 dan Kami perintahkan kepada manusia (berbuat baik) kepada dua orang ibu- bapanya; ibunya telah mengandungnya dalam Keadaan lemah yang bertambah- tambah, dan menyapihnya dalam dua tahun. bersyukurlah kepadaku dan kepada dua orang ibu bapakmu, hanya kepada-Kulah kembalimu. ( QS. Lukman/31:14)

Dalam ayat ini Al Quran menganjurkan agar si anak dikenalkan kepada kehidupan sehingga dia mengetahui siapakah orangtuanya yang telah melahirkan, membesarkannya dengan bersusah payah. Dengan demikian diharapkan sianak agar selalu bersyukur dengan segala kenikmatan yang dia terima. Hal ini juga boleh dikatakan bahwa orangtua sepatutnya memberikan kesadaran kepada anaknya bahwa semua kenikmatan hidup seperti air, makanan, dan lain sebagainya adalah pemberian Tuhan, sehingga sudah sepatutnya sebagai manusia kita bersyukur kepadaNya dan kepada manusia yang ikut andil dalam kehidupan.

 

3. Bergaul dengan cara yang baik.

” dan jika keduanya memaksamu untuk mempersekutukan dengan aku sesuatu yang tidak ada pengetahuanmu tentang itu, Maka janganlah kamu mengikuti keduanya, dan pergaulilah keduanya di dunia dengan baik, dan ikutilah jalan orang yang kembali kepada-Ku, kemudian hanya kepada-Kulah kembalimu, Maka Kuberitakan kepadamu apa yang telah kamu kerjakan.” ( QS. Lukman : 15 ).

Dari ayat diatas dapat dilihat bahwa si anak wajib dididik agar dapat bergaul dan bersosialisasi dengan orang lain, apalagi dengan orangtua dan keluarganya sendiri , malahan jika orangtua itu tidak sejalan dengan anak, maka tidak boleh memutuskan hubungan dan komunikasi. Selanjutnya anak juga harus pandai dalam mencari kawan yaitu mereka yang dapat membimbingnya ke kehidupan yang benar dan lebih baik.

 

4. Pengenalan tentang Hari Pembalasan.

(Luqman berkata): "Hai anakku, Sesungguhnya jika ada (sesuatu perbuatan) seberat biji sawi, dan berada dalam batu atau di langit atau di dalam bumi, niscaya Allah akan mendatangkannya (membalasinya). Sesungguhnya Allah Maha Halus  lagi Maha mengetahui. ( QS. Lukman: 16 )

Dari ayat diatas dapat dilihat seorang anak harus diberikan pengetahuan tentang adanya pembalasan di akhirat nanti, sebab dalam kehidupan ini ada Tuhan Dzat Yang Maha Kuasa, sehingga segala sesuatu apakah itu perbuatan yang baik atau buruk, semuanya akan dibalas, dantidak ada seorangpun manusia akan terlepas dari pembalasan tersebut. Pengetahuan tentang pembalasan ini merupakan dasar bagi motivasi untuk berbuat baik kepada semua orang, dan merupakan landasan iman dalam kehidupan.

 

5. Pengenalan ibadah dan ilmu syariat

” Wahai anakku, dirikanlah shalat ”.( QS. Lukman : 17)

Setelah manusia mengenal Tuhannya, dan mengenal kehidupan baik melalui kenikmatan yang didapat dan hubungan kemanusiaan dengan yang lain, serta mengetahui adanya pembalasan atas segala perbuatan, barulah si anak diperintahkan untuk melaksanakan ibadah shalat. Ibadah adalah lambang dari pengenalan terhadap segala hukum-hukum fiqih ibadah, dan juga kepada fiqih yang lain seperti fiqih munakahat ( kekeluargaan ), fiqih perniagaan dan ain sebagainya. Pengenalan ini agar si anak mengetahui mana yang  haram, dan mana hal yang halal. Halal danHaram inibukan hanya terbatas kepada ibadah ritual juga, tetapi dalam hal-hal yang lain.

 

6. Mengenalkan kebaikan dan keburukan

” dan suruhlah (manusia) mengerjakan yang baik dan cegahlah (mereka) dari perbuatan yang mungkar ”. ( Qs. Klukman : 17 )

Setelah iabadh shalat, sianak dididik untuk mengetahui mana yang baik dan mana yang buruk, sehingga si anak dapat ter[pelihara dari apa saja yang dapat memberikan pengaruh negatif dan buruk kepada hidupnya. Si Anak bukansaja dikenalkan terhadap kebaikan dan keburukan, malahan sianak dilatih untuk berani menyuruh untuk melakukan kebaikan, dan juga berani untuk mereka yang melakukan kejahatan.

 

7. Kesabaran dan ketabahan

” dan bersabarlah terhadap apa yang menimpa kamu. Sesungguhnya yang demikian itu termasuk hal-hal yang diwajibkan  Allah.” ( QS. Lukman : 17 )

Anak juga dilatih untuk bersabar dalam setiap musibah, dan tabah dalammenghadapisetiap tantangan kehidupan, dapat memecahkan problematika kehidupan dengan penuh hikmah dan bijaksana.

 

8. Membuang rasa ego dan sombong

” dan janganlah kamu memalingkan mukamu dari manusia (karena sombong) dan janganlah kamu berjalan di muka bumi dengan angkuh. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang sombong lagi membanggakan diri. ” ( QS;Lukman : 18 )

Asnak juga dididiik agar tidak menjadi orang yang ego, individualis dan sombong, dia juga hidup bersama orang lain baik di rumah, di sekolah, di masyarakat dan didunia.Oleh sebab itu dia tidak boleh menyombongkan dirinya sebab setiap keberhasilan yang dicapai oelh seorang anaktidak terlepas dari perbuatan orang lain terhadap kita.

 

9. Membuang sikap mewah.

”dan sederhanalah kamu dalam berjalan dan lunakkanlah suaramu. Sesungguhnya seburuk-buruk suara ialah suara keledai.” ( QS.Lukman : 19 ).

Dari ayat diatas dapat dilihat bahwa seorang anak juga harus dididik dan dilatih agar tidak menampakkan kemewahan diri, keluarga sehingga membuat anak menjadi merasa sombong; tetapianak dilatih untuk menjadi manusia yang sederhana. Kesederhaan itu bukanhanya dalam kebendaan juga di dalam bersuara, berkata-kata, dan lain sebagainya.

Dari ayat-ayat diatas kita melihat bahwa materi pendidikan tersebut merupakan materi pendidikan kepemimpinan sehingga sianak dilatih untuk dapat meningkatkan seluruh kemampuan dalam multi-intelegensia, hanya saja yang dilatih bukan kepada kemapuan operasional ( technikal skill)  saja , tetapi lebih banyak kepada kemampuan mengatur dan menghadapi kehidupan (living-skill) yang berlandaskan kepada nilai-nilaitauhid, dan landasan syariat  sehingga si anak dapat menjadi pemimpin ( imam ) baik dalam kehidupan yang bersifat sementara di dunia yang fana maupun dalam kehidupan yang kekal. di akhirat Fa’tabiru Ya Ulil albab.

 

 

 

Buletin

Share This