No. 1383 KEDUDUKAN RASULULLAH

 

  “Dan tiadalah Kami mengutus kamu ( Muhamad ) , melainkan untuk menjadi rahmat bagi semesta alam. (QS.Al Anbiya : 107 )    

        

Rasulullah sallahu alaihi asaalam itu juga disebut dengan “ Sayidul mursalim “ ( penghulu semua nabi dan rasul . Diantara seluruh umat manusia ini terdapat 124 ribu nabi. Dari antara semua nabi tersbeut ada 113 Rasul, dan dari antara semua rasul tersbut hanya 25 orang rasul saja yang disebutkan di dalam al Quran. Dari dua puluh lima rasul yang disebutkan dalam al quran itu ada lima orang yang tergolong “ ulul azmi “ yaitu rasul yang memliki kesabaran , perjuangan yang berat dalam menghadapi umatnya.

Rasul “ulul azmi” tersebut dinyatakan dalam al quran : “   Dan ingatlah ketika Kami mengambil perjanjian dari nabi-nabi dan dari kamu [sendiri], dari Nuh, Ibrahim, Musa dan ’Isa putera Maryam, dan Kami telah mengambil dari mereka perjanjian yang teguh  ( QS. Al Ahzab : 7). Dari kandungan ayat diatas juga menyebutkan Nabi Muhammad dalam Ulul Azmi yang lima : Nabi Nuh, Nabi Ibrahim, Nabi Musa, Nabi Isa n dan Nabi Muhammad sallahu alaihi asallam. Dari kelima rasul ulul azmi tersebut hanya seorang rasul yang paling mulia, itulah sayidina Muhammad sallahu alaihi wa sallam.    

Dalam mentafsirkan ayat diatas, Ibnu Katsir mengutip sabda  Rasulullah : “ Aku adalah nabi yang pertama dalam penciptaan dan nabi yang terakhir pada aku diutus (ke atas permukaan dunia ). Hadis Abu Daud ( Tafsir Ibnu Katsir jilid  3 : 514). Maksud nabi yang pertama dalam penciptaan, adalah penciptaan dalam alam ruh. Imam Suyuthi, dalam tafsir Durarur Manstur menyatakan bahwa Ibnu Abbas bertanya kepada nabi  Ya Rasulullah, kapankah Allah mengambil janji tersebut ? Rasulullah menjawab : “ Pada waktu Adam masih antara ruh dan jasad “. ( Tafsir Durarul Manstur, jilid , hal.352). Demikian juga menurut hadis yang diriwayatkan oleh Imam Ahmad, Thabari, bahwa ada seorang sahabat bertanya : “

Ya Rasulullah, kapankah engkau sudah menjadi nabi ? Nabi menjawab : Pada waktu  nabi Adam masih antara ruh dan jasad “.

Demikianlah mulianya nabi Muhammad sallahu alaihi wasallam, sehingga semua Rasul juga disuruh untuk beriman kepadanya, sebagaimana dinyatakan dalam ayat “ Dan [ingatlah], ketika Allah mengambil perjanjian dari para nabi: “Sungguh, apa saja yang Aku berikan kepadamu berupa kitab dan hikmah, kemudian datang kepadamu seorang rasul yang membenarkan apa yang ada padamu, niscaya kamu akan sungguh-sungguh beriman kepadanya dan menolongnya ? . Allah berfirman: “Apakah kamu mengakui dan menerima perjanjian-Ku terhadap yang demikian itu?” Mereka menjawab: “Kami mengakui”. Allah berfirman: “Kalau begitu saksikanlah whai para nabi dan Aku menjadi saksi [pula] bersama kamu”. ( QS. Ali Imran : 81).

Menurut Ibnu Katsir ayat ini menjelaskan bahwa Allah Taala mengambil janji dari para nabi sejak nabi Adam sampai Nabi Isa sewaktu mereka mendapatkan kitab dan hikmah, dan diberitakan akan datang setelah mereka seorang nabi,maka kamu semua akan beriman kepadanya dan menolongnya.

Ibnu Katsir mengutip perkataan Ali bin Abi Thalib menyatakan : “ Tidaklah Allah mengutus seorang nabi kecuali Allah akan mengambil janji dari mereka semua bahwa seandainya mereka hidup dan datanglah nabi Muhamad, maka mereka akan beriman kepadanya dan menolongnya “. Ibnu Katsir juga mengutip hadis Rasulullah : “ Demi jiwaku yang berada di tanganNya, seandainya Musa itu bersama kamu semua, dan jika kamu semua mengikutinya dan meninggalkanku, maka kamu telah sesat “ ( Hadis riwayat Ahmad ),  Ibnu Katsir juga mengutip hadis : “ Seandainya Musa dan Isa itu hidup maka keduanya akan mengikutiku “ ( Tafsir Ibnu Katsir , jilid 1, 426 )

Diantara keistimewaan nabi Muhamad daripada nabi-nabi yang lain, bahwa nabi Muhammad sallahu alaihi wa sallam diutus kepada seluruh umat manusia sepanjang zaman di berbagai tempat sedangkan nabi dan rasul yang lan di tempat tertentu saja. Hal ini dinyatakan dalam al Quran bahwa : “ Kami mengutusmu menjadi Rasul kepada segenap manusia ( QS. Annisa : 79 ). Dalam ayat yang lain juga dinyatakan bahwa:  “ Dan Kami tidak mengutus kamu ( Muhammad ) , melainkan kepada umat manusia seluruhnya sebagai pembawa berita gembira dan sebagai pemberi peringatan “ ( QS. Saba : 28 ). Disamping itu, kerasulan nabi itu menjadi rahmat bagi selurh umat manusa sebagaimana dinyatakan dalam ayat : “Dan tiadalah Kami mengutus kamu ( Muhamad ) , melainkan untuk menjadi rahmat bagi semesta alam. (QS.Al Anbiya : 107 )            

Dalam ayat ini dinyatakan baha nabi Muhammad itu rahmat bagi alam, artinya akhlak dan pribadi itu yang menjadi rahmat, bukan semua agama menjadi rahmat. Ibnu Katsir dalam menfsirkan ayat diatas mengutip hadis Rasulullah : “ Aku tidaklah diutus untuk mengutuk seseorang, tetapi aku diutus untuk menjadi rahmat “ ( Hadis riwayat Muslim ) . Ibnu Abbas dalam menafsrkan ayat berkata : “ Siapa yang mengikutinya ( Nabi Muhammad ) maka baginya rahmat di dunia dan di akhirat ( tafsir Ibnu Katsir jilid 3 / hal.  224 ).  Nabi menjadi rahmat, sebab nabi memiliki akhlak yang mulia sebagaimana dinyatakan dalam al Quran  : “Dan sesungguh engkau (Muhammad) memiliki akhlak  mulia”  ( QS.Al Qalam : 4 ).  Kepridbadian, perbuatan nabi, semuanya menjadi rahmat sebab semua ucapan nabi adlah wahyu, sebagaimana dinyatakan dalam ayat : “ Dan tiadalah yang diucapkannya itu  menurut kemauan hawa nafsunya. Ucapannya itu tiada lain hanyalah wahyu yang diwahyukan [kepadanya], ( QS. An Najm : 3-4).

Begitu mulianya kedudukan nabi , sehingga Allah, bersama malaikat mengucapkan salam dan selawat kepadanya. Allah juga menyuruh umat Muhammad untuk berselawat, sebagaimana yang dinyatakan dalam al quran : “ Sesungguhnya Allah dan malaikat-malaikat-Nya telah bershalawat kepada Nabi ( Muhamad) Hai orang yang beriman, bershalawatlah kamu untuk Nabi ( Muhammad ) dan ucapkanlah salam sebagai penghormatan kamu kepadanya  ( QS. Al Ahzab : 56)

Karena ucapan dan perbuatan beliau itu adalah wahyu, maka umat manusia diwajibkan untuk mentaati Rasulullah sebagaimana dalam al Quran : “ Barangsiapa ta’at kepada Rasul, maka  ia telah ta’at kepada  Allah “ ( QS. An Nisa : 80 ). Ketaatan kepada nabi tidak dapat dipisahkan dengan ketatanan kepada Allah, sebagaimana anggapan paham Ahmadiyah  Qadiani. Ketaatan itu dapat terlaksana dengan baik,jika kita manusia menintai Rasulullah, malahan lebih dari dir sendiri sebagaimana dinyatakan dalam hadis bahwa “ Nabi itu lebih utama bagi orang beriman daripada dirinya sendiri ( S. Al Ahzab : 6 )

Dalam berhubungan dan berkomunikasi kepada Rasul, umat Islam harus beradab dan bersopan santun, sebagaimana dinyatakan dalam al Quran :  “ Hai orang yang beriman, janganlah kamu mendahului Allah dan Rasul-Nya  dan bertakwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui.  Hai orang yang beriman, janganlah kamu meninggikan suaramu lebih daripada  suara Nabi, dan janganlah kamu berkata kepadanya dengan suara yang keras sebagaimana kerasnya suara sebahagian kamu terhadap sebahagian yang lain, supaya tidak hapus pahala amalanmu sedangkan kamu tidak menyadarinya.  Sesungguhnya orang yang merendahkan suaranya di sisi Rasulullah, maka mereka itulah orang yang telah diuji hati mereka oleh Allah untuk menjadi orang yang bertakwa. Bagi mereka ampunan dan pahala yang besar. (QS. Al Hujurat : 1-3).

Selain itu umat islam harus membela dan memperjuangkan agama yang dibawa oleh nabi Muhammad sebagaimana dinyatakan dalam ayat : “ Katakanlah jika seandainya ayah-ayah kamu semua , anak-anak kamu, saudara-saudara kamu, istri-idtri kami, dan keluarga kamu, dan harta kekayaan yang kamu cari itu, dan perniagaan yang kamu khawatirkan kerugiannay dan rumah kediaman kamu, jika  itus emua  lebih kamu cintai daripada Allah dan RasulNya, dan berjihad di jalanNya, maka tunggulah sampai Allah mendatangkan keputusannya “. ( QS. at Taubah : 24).

Pada saat ini umat Islam berada pada bulan Rabiul Awal, bulan dimana Nabi Muhammad sallahu alaihi wasallam dilahirkan. Oleh sebab itu selayaknya umat Islam membaca, mengkaji, memperhatikan dan mengambil I’tibar dan pelajaran dari sejarah hidup, dan perjuangan beliau dengan membaca buku-buku sejarah dan perjuangan Rasulullah. Jika dalam ramadhan umat Islam tadarus al Quran, mari kita jadikan bulan rabiul awal ini adalah bulan tadarus sejarah nabi, sehingga kita dapat benar-benar mengenal kehidupan beliau dan menjadikannya sebagai teladan, sebab Allah menciptakan rasul adalah untuk dapat menjadi contoh kehidupan untuk mendpatkan kebahagiaan di dunia dan di akhirat kelak, Fa’tabiru Ya Ulil albab.

Share This Post

Subscribe To Our Newsletter

Get updates and learn from the best

More To Explore

Do You Want To Boost Your Business?

drop us a line and keep in touch

Discover more from ISTAID Center

Subscribe now to keep reading and get access to the full archive.

Continue reading