No. 1261. PERSIAPAN HARI RAYA
Buletin Jumat Istaid N0 1261 Ramadhan 1438 / Juli 2017
PERSIAPAN HARI RAYA
“ Dan sempurnaanlah bilangan hari berpuasa dan bertakbirlah “ ( QS. Al Baqarah : 185 )
Mengakhiri ramadhan dan menjelang hari raya Idul Fitrie , biasanya masyarakat sibuk membeli baju baru, sepatu baru, celana baru, dan segala perlengkapan diri lainnya. Ada lagi yang sibuk mengganti perabot rumah dari kursi sampai tempat tidur yang baru, dan ada yang sibuk mengecat rumah. da lagi kelompok yang sibuk dengan membuat kue , dan membeli segala persiapan makanan dan minuman yang beraneka ragam dengan alasan menghadapi lebaran. Tanpa disadari kesibukan itu semua kadang-kadang menganggu kekhusyukan suasana akhir ramadhan. Sepatutnya di hari-hari terakhir bulan ramadhan kita lebih bergiat dalam beribadah, bertadarus, beri’tikaf, dan lain sebagainya; ternyata di saat akhir itulah kita bergiat dalam berbelanja dan menghamburkan uang yang kadang-kadang terkesan mubazir. Dalam sebuah hadis , rasulullah menganjurkan kita agar mempersiapkan diri pada waktu hari raya dengan mendekatkan diri kepada Allah dengan sabda beliau : “ Zayyinu A’yaadakum bittakbiir “, hiasilah hari rayamu dengan mengagungkan nama Allah “. Dalam hadis lain beliau juga menyatakan : “ Layyinu al I’daini bittahlil, wattaqdis, wattahmid, wattakbir “, Lunakkanlah dua hari raya idul fitri dan idul Adha dengan ucapan tahlil , tahmid ( memuji Allah ) dan taqdis ( mensucikan nama Allah )”. Untuk itu ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam mempersiapkan diri menjelang hari raya :
Memperbanyak takbir di malam hari raya. Setelah terbenan matahari di akhir bulan ramadhan, kita dianjurkan untuk memperbanyak mengucapkan takbir dengan penuh penghayatan akan makna yang terkandung di dalamnya. “ Allahu Akbar..Allahu Akbar..Allahu Akbar....Laa ilaaha illallah wallahu Akbar ..Allahu Akbar walillahilhamd “. Sepatutnya setiap individu pada malam hari raya mengumandangkan ucapan takbir ini, baik di rumah, di atas kenderaan, di masjid, dan dimana saja . Takbir ini dibaca dengan penuh perasaan mengangungkan nama Allah, bukan asal teriak memakai pengeras suara. Ucapan takbir tersebut juga tidak boleh dikotori oleh perbuatan yang tidak baik, seperti berbuat ugal-ugalan di atas kenderaan , tetapi harus dilakukan dengan penuh ketenangan dan kesyahduan. Sehingga yang membaca dan yang mendengar benar-benar merasakan kebesaran Allah subhana wataala.
Pada malam hari raya diharapkan kita semua dapat menjaga diri agar kita semua tidak terjebak oleh bisikan dan rayuan syetan yang akan menyuruh kita berbelanja tanpa mengenal batas, atau membeli sesuatu yang kurang bermanfaat seperti mercon, dan lain sebagainya.Ini semua bukan tradisi Islam. Tradisi Islam adalah kita menghidupkan malam hari raya dengan memperbanyak ibadah kepada Allah, seperti melakukan shalat tasbih, shalat tahajjud , berdoa, membaca Al Quran, bertakbir, bertahmid, membaca tahlil dan lain sebagainya. Jika dahulu, masyarakat kita selalu berkumpul di masjid untuk bertakbir atau shalat tasbih di malam hari raya, ternyata saat sekarang kita lihat lebih banyak masyarakat kita berkumpul di plaza, di diskotik, di shoping centre daripada di masjid.
Di malam hari sampai pagi hari raya kita dianjurkan bersegera untuk mengeluarkan zakat fitrah, sebagai simbol agar kita peduli dengan nasib orang lain , para faqir miskin yang ada di samping kita. Alhamdulillah kita telah menunaikan kewajiban zakat fitrah tersebut tetapi sangat disayangkan hati kita belum tersentuh untuk peduli dengan nasib mereka, terbukti kita masih dengan seenaknya berbelanja sepuas hati , membeli pakaian yang mahal tanpa memikirkan disana masih ada orang yang compang camping, kita makan enak di restoran dan café tanpa memikirkan disana masih ada orang yang kelaparan. Memang kita telah menunaikan zakat fitrah, tapi sayangnya hati kita belum juga tersentuh. Inikah hasil pendidikan ramadhan..? Bandingkan dengan sikap nabi muhammad dipagi hari lebaran, di saat beliau melihat ada seorang anak yang menangis , maka beliau segera bertanya kepada anak tersebut, kenapa menagis..? Ternyata dia adalah anak yatim, lalu nabi membawa anak itu ke rumah, di mandikan, diberi pakaian dan diberi makanan, sehingga hati si anak terhibur karena mendapatkan perhatian dari Nabi Muhammad. Dari kisah ini dapat diambil pelajaran bahwa yang utama adalah adanya perhatian dari yang kaya kepada yang miskin, perhatian dari atasan kepada bawahan, perhatian dari yang berkuasa kepada rakyat biasa, bukan sebaliknya.
Di pagi hari raya, sebaiknya kita bersiap-siap untuk menunaikan shalat hari raya dengan penuh khidmat. Disunatkan memakai pakaian yang baik, memakai wangi-wangian. Ini sebagai pendidikan agar kita selalu menghormati ibadah shalat, menghormati masjid . Kalau memang mempunyai pakaian yang baru, maka pakailah pertama kali untuk melakukan shalat.
Setelah selesai melaksanakan shalat , kita juga dianjurkan untuk mendengarkan khutbah hari raya, sehingga kita dapat mengevaliasi bagaimanakah hasil pelaksanaan puasa selama bulan ramadhan yang baru saja berlalu. Kemudian dengan khutbah tersebut diharapkan kita dapat mempunyai semangat baru untuk memulai hidup sebelas bulan mendatang. Dengan khutbah tersebut diharapkan kita dapat merenungkan diri kita, apakah saya telah lulus dengan predikat memuaskan dari ujian bulan ramadhan..? Atau hanya lulus dengan hasil cukup, sedang atau kurang. Hanya diri kita sendiri yang dapat menilai hasil dari puasa kita sendiri. Selesai prosesi shalat dan khutabh, kita segera bersalam-salaman. Dengan berpuasa kita berharap agar dosa kita kepada Allah telah diampuni, tetapi bagaimana dengan dosa dan kesalahan kita dengan sesama manuisa..? Maka untuk menjadi manusia yang suci, lahir dan bathin, kita harus bersegera saling bermaaf-maafan. “ Setiap anak Adam mempunyai kesalahan, dan sebaik-baik orang yang bersalah adalah mereka yang bertobat , memohin ampun dan memohon maaf “. Budaya saling kunjung-mengunjungi antar keluarga, antar tetanga, antar kawan sekerja, antar jamaah, perlu dibudayakan lagi. Budaya ini telah hampir punah dan telah berganti dengan mengunjungi bioskop, mengunjungi plaza, shoping center, mengunjungi objek wisata dan tempat rekreasi. Dahulu, kita selalu mengenang dari anak-anak kecil sampai orangtua saling berlomba untuk saling mengunjungi, dan malu rasanya kalau ada rumah yang belum terkunjungi di saat lebaran seperti ini.
Dengan berakhirnya bulan ramadhan bukanlah berarti berakhir pula tradisi ramadhan , tetapi diharapkan kita dapat meneruskannya sepanjang tahun. Tradisi tarawih kita teruskan dengan tradisi shalat tahajjud di tengah malam. Tradisi tadarus al quran diteruskan dengan tradisi membaca Al Qur an setiap hari. Tradisi bangun sahur diteruskan dengan tradisi bangun sebelum subuh, untuk melakukan shalat malam, atau membaca Al Quran dan beristighfar. Tradisi puasa di siang hari, kita teruskan dengan tradisi menjaga diri dari segala hawa nafsu dan memelihara diri dari berbuat dosa. Tradisi-tradisi ramadhan tersebut perlu kita budayakan sepanjang tahun, sehingga di siang hari, kita beraktifitas dan bekerja dengan penuh kesucian diri, terhindar dari noda dan dosa; dan di malam hari kita selalu bermunajat kepada-Nya.
Kita harus waspada bahwa setelah ramadhan berlalu ,syetan akan menggoda kita sehingga jiwa, pikiran dan hati kita kembali kotor, nafsu kita kembali tak terkendali.
Wahab bin Munabbih menceritakan bahwa Nabi Muhammad saw dalam sebuah hadis pernah bersabda : “ Jika tiba hari raya Idul fitri maka Iblis berteriak memanggil seluruh pasukan dan anakbuahnya. Seluruh anak buah dan pasukan Iblis bertanya : Wahai pemimpin kami, apakah yan telah terjadi..sehingga engkau memanggil kami semua berkumpul disini..? Maka berkata iblis : “ Aku kumpulkan kalian karena ada sesuatu yang penting. Ketahuilah bahwa pada hari ini , hari raya Idul Fitri, Allah Taala telah memberikan ampunan-Nya kepada umat Muhammad. Maka sekarang tugas kalian semua adalah menggoda mereka semua sehingga mereka kembali sibuk dengan kehidupan yang berfoya-foya, berpesta pora dengan segala kesenangan dunia, sehingga mereka tenggelam dalam nafsu birahi serta minuman yang memabukkan sehingga akhirnya Allah Taala kembali marah terhadap keadaan mereka yang sedemikian rupa”.
Orang mukmin yang sadar dan berakal, akan berusaha agar dirinya setelah ramadhan ini tetap dalam keadaan kesucian diri, hidup dengan penuh ketaatan dan ketaqwaan, dan mencegah dirinya dari kehidupan pesta pora, kehidupan hura-hura, kehidupan yang penuh dengan nafsu dan mencari kesenangan semata. Rasulullah saw bersabda : “ Jika datang kepadamu hari raya Idul fitri, maka bersungguh-sungguhlah kamu pada hari itu untuk memberikan sedekah , dan melakukan perbuatan yang baik, seperti mendirikan shalat, mengeluarkan zakat, membaca tasbih, membaca tahlil, karena pada hari itu Allah akan memberikan ampunan-Nya atas dosa-dosamu , dan menerima setiap doa – doa kamu, serta melihat kamu sekalian dengan pandangan penuh rahmat “.
Itulah sebabnya Anas bin Malik berkata bahwa ada lima Hari Raya bagi seorang muslim. Hari Raya pertama jika seseorang itu dapat melalui hari-harinya tanpa melakukan suatu dosa. Maka hari yang suci itu menjadi hari raya baginya. Hari Raya kedua jika seseorang itu meninggalkan dunia dengan keimanan dan mati syahid, serta terlepas dari godaan syetan. Maka hari itu menjadi hari raya kedua baginya. Hari Raya ketiga jika seseorang itu nanti di hari akhirat dapat melintas di atas shirat atau jembatan di akhirat dengan selamat dari api neraka dan terhindar dari siksaan kiamat. Itu merupakan hari raya ketiga baginya. Hari raya ke-empat adalah hari dia akan masuk ke dalam syurga.Sedangkan hari raya ke-lima adalah hari dia dapat melihat Tuhannya Allah subhana wataala di hari akhirat kelak.
Semoga pendidikan ramadhan memberi kesan dalam kehidupan kita, sehingga kita menjadi manusia yang kembali kepada fitrah yang suci, fitrah sebagai hamba dan khalifah Allah di muka bumi. Semoga Allah menerima amal ibadah kita dalam bulan ramadhan dan selamat idul fitri, Taqabbalahhahu minna wa minkum, fi kulli amin wa antum bikhairin.
Fastabiqul khairat…!
Buletin
Komentar