1508 HAK DAN KEWAJIBAN BERTETANGGA

today May 26, 2022 account_circle Arifin Ismail

 

“ Barangsiapa yang beriman kepada Allah dan RasulNya maka hendaklah dia berbuat baik kepada jiran tetangganya “ ( Hadis Riwayat Muslim )

Islam agama perdamaian dan memberi jaminan ketenteraman bagi masyarakat, terlebih lagi bagi masyarakat yang  hidup bertetangga, sehingga rasulullah saw bersabda : ‘ Berbuat baiklah engkau dengan orang yang bertetangga dengan engkau, niscaya engkau itu muslim “ ( Tirmidzi ). Hidup berbuat baik kepada tetangga begitu penting dalam Islam sehingga Rasulullah saw bersabda bahwa malaikat Jibril senantiasa memberikan nasehat kepadaku agar berbuat baik kepada tetangga , sehinga aku menyangka, kata Rasulullah, bahwa tetangga itu nanti akan menerima pusaka dari tetangganya ( Hadis Riwayat Bukhari dan Muslim ). Oleh sebab itu, memuliakan tetangga merupakan tanda iman sebagaimana hadis menyatakan bahwa : ‘ Barangsiapa yang beriman kepada Allah dan rasulNya hendaklah ia memuliakan tetangganya “ ( Bukhari dan Muslim ). “ Tidak beriman seorang hamba sebelum tetangganya aman daripada kejahatannya “ ( Bukhari ).

Setiap orang mempunyai hak dan kewajiban terhadap tetangga yang berada disekitarnya, sebagaimana Rasulullah saw bersabda : “ Tetangga itu ada tiga macam :  Tetangga yang mempunyai satu hak, tetangga yang mempunyai dua hak, dan tetangga yang mempunyai tiga hak. Tetangga yang mempunyai tiga hak adalah tetangga muslim yang mempunyai ikatan  kekeluargaan, maka dia mempunyai hak tetangga, hak saudara seagama, dan hak ikatan keluarga. Adapun tetangga yang mempunyai dua hak yaitu tetangga muslim, sebab dia memiliki hak bertetangga dan hak sesame muslim, dan tetangga yang memiliki satu hak, yaitu tetangga yang bukan muslim, dimnana dia wajib menghormatinya sebagai tetangga ( Hadis Riwayat Bazzar ).

Oleh sebab itu Islam mengharamkan perbuatan dan perkataan atau sikap yang dapat menyakiti tetangga walaupun tetangga itu bukan muslim, sebagaimana diriwayatkan dalam hadis bahwa rasulullah saw bersabda : ‘ Siapa yang beriman kepada Allah dan rasulnya maka janganlah dia itu menyakiti tetangganya  “ ( Bukhari dan Muslim ). Malahan perbuatan kejahatan yang dilakukan kepada tetangganya akan mendapat azab yang lebih daripada perbuatan kejahatan kepada yang lain, sebab hak tetangga adalah mendapatkan keamanan dari tetangganya yang lain, maka jika tetangga itu berbuat jahaat kepada tetangganya maka dia telah melalaikan kewajiban untuk menghormati tetanganya. Rasulullah saw bertanya kepada sahabat : ‘ Apa pendapatmu tentang perbuatan zina yang dilakukan oleh seseorang kepada yang lain ? “. Sahabat berkata : “ Itu perbuatan yang diharamkan Allah dan diharamkan oleh Rasulullah dan itu tetap haram sampai hari kiamat “. Rasulullah saw kemudian bersabda : “ Jika seseorang itu berzina dengaan sepuluh orang perempuan, maka perbuatan itu masih lebih ringan daripada seseorang tetangga berzina dengan wanita tetangganya sendiri “. Rasulullah saw kemudian bertanya lagi : “ bagaimana pendapatmu tentang perbuatan mencuri ? “ Sahabat menjawab : “ Allah dan rasulNya telah mengharamkan perbuatan tersebut “. Rasulullah saw kemudian bersabda : ‘ Jika seseorang mencuri harta sepuluh orang, itu lebih ringan daripada dia mencuri harta tetangganya sendiri “ ( Hadis Riwayat Ahmad dan Thabrani )

Ukuran tetangga dalam Islam adalah empat puluh rumah ke samping kanan, empat puluh rumah ke samping kiri, empat puluh rumah ke arah depan rumah, dan empat puluh rumah kea rah belakang rumah. Sahabat Az Zuhri berkata : Ada seseorang lelaki menjumpai Nabi Muhammad saw mengadukan tentang perangai tetangganya, maka Nabi Muhammad saw menyuruh orang tersebut berseru dari pintu masjid : “ Ketahuilah bahwa empat puluh rumah itu adalah tetangga” ( Hadis Riwayat Abu daud dan Thabrani ). Sahabat Az Zuhri melanjutkan : Empat puluh rumah begini, empat puluh rumah begini, empat puluh rumah begini, dan empat puluh rumah begini, dimana dia menunjukkan ke arah empat penjuru.

Apakah kewajiban seseorang kepada tetangganya yang lain, siapapun tetangga tersebut, baik dia muslim atau bukan muslim? Rasulullah saw bersabda : “ Apakah yang engkau ketahui tentang hak bertetangga ? Kalau ia meminta tolong kepadamu, maka tolonglah ia. Kalau ia memohon sesuatu kepadamu, maka bantulah ia. Kalau ia meminta pinjaman hutang kepadamu, maka berikan pinjaman hutang kepadanya. Kalau ia masih memerlukan pinjaman tersebut, maka berikan kelapangan kepadanya untuk mengembalikan di lain waktu. Kalau dia sakit, maka jenguklah dia. Kalau dia meninggal, maka ikutlah untuk membawa jenazahnya ke tanah pekuburan. Kalau dia memperoleh kesenangan maka ucakanlah ucapan selamat kepadanya. Kalau dia mendapat musibah, maka hiburlah hatinya ( takziah ). Jangan engkau meninggikan bangunan rumahmu yang dapat menutupi jalan udara dan angin ke rumahnya, kecuali jika engkau melakukannya dengan izin teanggamu tersebut. Jangan engkau menyakitinya. Apabila engkau membeli buah, maka hadiahkan Sebagian dari buah itu kepadanya. Jika engkau tidak memberikan buah tersebut, maka bawalah buah itu masuk ke rumahmu dengan sembunyi-sembunyi. Jangan sampai buah-buahan itu dibawa keluar oleh anakmu sehingga akan membawa kemarahan anak-anaknya. Jangan engkau menyakitinya dengan bau masakan yang ada di kualimu kecuali engkau mengambil sedikit dari makanan tersebut diberikan untuk tetanggamu”. Kemudian Nabi melanjutkan : “ Tiada orang yang melaksanakan hak tetangga ini kecuali dia akan mendapat rahmat Allah Taala ‘ ( Kitab Ihya Ululuddin, jilid 3 hal. 184-185 ). Kalau seandainya makanan yang dimasak itu tidak cukup untuk diberikan kepada tetangga, maka Rasulullah saw menyuruh umatnya untuk memperbanyak kuah makanan tersebut dan memberikan kuahnya, sehingga tetangga dapat menikmatiapa yang dimasak dan dia tidak tersakiti dengan mencium bau masakan yang dimasak. “ Apabila engkau memasak suatu makanan di kuali, maka perbanyak air kuahnya, kemudian perhatikan jiran tetangga di sebelahmu, dan berikan kepada mereka walaupun hanya air kuah dari makananmu tersebut “ ( Hadis Riwayat Muslim ). Demikian juga setiap orang harus memperhatikan keadaan tetangga disampingnya sehingga hadis menyatakan bahwa “ Bukanlah seorang yang beriman, jika dia dapat tidur dengan nyenyak sedangkan tetangganya  berada dalam keadaan lapar “ ( Hadis Riwayat Thabrani ).

Setiap orang tidak boleh menghina pemberian dari tetangganya sebagaimana sabda Rasulullah saw yang pernah ditujukan kepada kaum wanita : “ Wahai wanita islam, janganlah seorang tetangga itumenghina tetangganya, yang telah memberikan sesuatu kepadanya, walaupun pemberian itu hanya kuku kambing “ ( Bukhari ). Malahan perbuatan menyakiti tetanga merupakan dosa dan merupakan penghalang dari masuk neraka sebagaimana sahabat bertanya : Ya Rasulullah, ada seorang wanita muslim dia rajin melaksanakan ibadah puasa sunat di siang hari, dan juga rajin beribadah shalattahajud di malam hari, tetapi dia selalu menyakiti jiran tetangganya “. Rasulullah saw bersabda bahwa : “ Perempuan itu akan masuk neraka “ ( Hadis sahih Riwayat Ahmad dan Hakim ). Mengapa demikian ? Karena menghormati jiran tetangga adalah wajib, dan menyakitinya adalah perbuatan yang haram, sedangkan puasa sunat dan shalat tahajud adalah perkara yang sunat. Wanita tersebut mendapat pahala sunat, tetapi melakukan dosa kepada jiran tetangga dengan menhyakiti jiran tetangga baik memalui ucapan, atau tindakannya, maka wanita itu akan masuk ke dalam neraka.

Tetangga yang lebih utama untuk emndapat haknya adalah tetangga yang lebih dekat dengan pintu rumah kita, sebagaimana diceritakan bahwa Aisyah ra bertanya kepada Rasululah : Ya Rasulullah, sesungguhnya aku mempunyai dua tetangga. Tetangga yang satu menghadap kepadaku dengan pintunya, sedangkan tetangga yang kedua agak jauh dari pintunya, maka manakah diantara kedua itu yang lebih besar haknya ? Rasulullah saw bersabda : “ Tetangga yang didahulukan adalah tetangga yangbmenghadap kepada engkau pintu rumahnya “ ( Bukhari ).

 

Menjaga hak bertetangga dengan mendahulukan tetangga yang paling dekat dengan rumah, walaupun tetangga tersebut bukan dari kalangan muslim, sebagaimana diceritakan bahwa pembantu dari sahabat nabi, Abdullah bin Umar sedang mengupas kulit kambing, maka Abdullah bin Umar berkata : “ Wahai pembantu, apabila engkau telah selesai menguopas kulit kambing tersebut, maka berikanlah dagingnya kepada para jiran tetangga, dan mulailah dengan jiran tetangga kita yang beragama yahudi di sebelah rumah kita “.  

Hidup berjiran dan bertetangga dengan akhlak mulia merupakan salah satu sebab untuk mencapai kebahagiaan hidup, sebagaimana sabda Rasulullah : “ Sesungguhnya Sebagian daripada kebahagiaan manusia adalah mempunyai tempat tinggal yang luas, tetangga yang baik, dan kenderaan yang menyenangkan “ ( Riwayat Ahmad ). Oleh sebab itu Rasulullah juga mengajarkan umatnya agar berdoa meminta perlindungan dari jiran tetangga yang memiliki akhlak yang buruk dengan doa : “ Allahumma inni a’udzubika min jarissu’ fi daril muqamah “ Ya Allah lindungi aku dari kejahatan jiran tetangga dimana aku berdiam “. Semoga kita dapat selalu menjalankan kewajiban dan hak bertetangga dan selalu menjadi tetangga yang baik dimanapun kita berada. Fa’tabiru Ya Ulil albab.

 

Buletin

Share This