1503 ITIKAF DAN LAILATUL QADAR

today April 22, 2022 account_circle Arifin Ismail

 

“ Lailatul Qadaritu  adalah malam yang lebih baik dari seribu bulan " ( QS. Qadar : 3 )

Lailatul Qadar adalah malam yang sangat istimewa, malam yang penuh dengan keberkatan, malam kemuliaan, malam yang lebih baik daripada seribu bulan, malam yang penuh dengan kesejahteraan sampai kepada terbit fajar, malam dimana turun malaikat dengan izin daripada-Nya, dan juga merupakan malam diturunkannya Kitab suci Al Quran dari Lauh Mahfudz di langit ke tujuh ke Baitul Izza di langit pertama sebagaimana dinyatakan oleh Ibnu Abbas : Al Quran itu diturunkan sekaligus dari Lauh Mahfudz ke Baitul Izzah di langit dunia kemudian diturunkan secara berangsur-angsur kepada nabi Muhammad sallahu alaihi wasallam sesuai dengan kejadian dalam rentang waktu selama duapuluh tiga tahun “.( Hadis riwayat Hakim ).

Peristiwa turun Al Quran dari lauh Mahfudz ke langit dunia merupakan peristiwa agung, yang harus diingat dan diperingati oleh manusia pada setiap tahun, maka untuk itu Allah berfirman:  “ Sesungguhnya telah Kami turunkan Al Quran pada malam Lailatul Qadar. Dan tahukah kamu apa itu malam Lailatul Qadar. Itulah malam yang lebih baik daripada seribu bulan. Pada malam itu malaikat turun dengan izin Allah untuk mengatur segala urrusan. Pada malam itu adalah malam yang penuh dengan kesejahteraan sampai kepada terbit fajar “ ( Surah Al qadar : 1 – 5 ). 

 Peringatan malam Lailatul Qadar yang mulia tersebut pada setiap tahun, selain bernilai seribu bulan, juga merupakan waktu dimana Allah Taala menentukan program tahunan untuk semua umat manusi. Dalam surah ad Dukhan, Allah berfirman : “ Sesungguhnya Kami menurunkannya pada malam yang penuh keberkatan. Pada malam tersebut diputuskan segala urusan dengan penuh bijaksana. Itulah urusan yang besar dari sisi Kami “. ( QS. Dukhan : 3-5).

 Ibnu Abbas dalam menafsirkan ayat ini berkata : “ Pada malam itu ditentukan apa yang akan terjadi dalam satu tahun kedepan, baik itu mengenai rezeki, kematian, kelahiran, hujan, malahan juga ditentukan berkaitan dengan siapakah diantara hambaNya akan akan berangkat naik haji pada tahun mendatang “.  ( Tafsir Durarul Manstur, jilid 5, 738). Ikrimah juga menyatakan bahwa makna ayat 4 surah ad Dukhan itu berarti pada malam lailatul qadar itu Allah memutuskan segala urusan dengan penuh bijaksana. Rabiah bin Kalsum berkata bahwa pada suatu hari aku berada di rumah Hasan al Basri, dimana ada seorang lelaki bertanya: Wahai Abu Said, apakah malam Lailatul Qadar itu akan terjadi pada setiap ramadhan ? Hasan al Basri menjawab : Demi Allah, malam itu terjadi pada setiap ramadhan, dan sesungguhnya malam itu adaah “ malam diputuskan segala urusan yang bijaksana “, maka engkau akan dapatkan malam itu akan diputuskan siapa yang akan menikah dengan perempuan mana, dan lain sebagainya. Oleh sebab itu Hilal bin Yasaf berkata : “ Tunggulah keputusan Allah pada bulan ramadhan “. ( Imam Suyuthi, Tafsir Durarul Mansur, jilid 5, hal.739).

Oleh sebab itu dapat kita simpulkan bahwa malam Lailatul Qadar itu mempunyai banyak keistimewaan yaitu : (1) malam diturunkannya kitab suci Al Quranul Karim (2) malam yang lebih baik daripada seribu bulan (3) Pada malam itu malaikat jibril turun untuk mengatur segala urusan (4) Malam yang penuh kesejahteraan sampai terbit fajar. Disebabkan keistimewaan yang begitu hebatlah maka setiap muslim diberi Allah kesempatan untuk merebut peluang menjadi millioner pahala seribu bulan. Mempersiapkan malam lailatul qadar juga  dengan melakukan I'tikaf untuk bermuhasabah (menigevaluasi hidup setahun yang lalu ) dan munajat (merancang program setahun akan datang dan mengajukan proposal ) kepada Allah, sehingga Allah akan menetapkan hidup kita yang lebih baik dengan amal yang bermanfaat sebagaimana hidup seribu bulan.

 

Siti Aisyah bertanya kepada nabi : Wahai Rasulullah bagaimana jika aku mengetahui bahwa malam itu adalah malam lailatul qadar.? Rasulullah saw menjawab : ‘ Bacalah doa : “ Allahumma innaka afuwwun kariimun tuhibbul afwa fa’fu anni” , ya Allah sesungguhnya Engkau ini Maha pemberi maaf dan Maha pemurah senang untuk memberikan maaf, maka maafkanlah dan ampunkanlah dosa-dosaku  “.  (  Ahmad, Ibnu Majah dan disahihkan oleh Tirmidzi ).

 Dengan doa tersebut, dapat kita lihat bahwa sebaiknya malam itu dipakai untuk meminta ampun dan maaf atas dosa-dosa yang telah lalu, sebagaimana yang tersirat di dalam doa yang diajarkan nabi kepada Aisyah ra. Dan lailatul Qadar itu terjadi pada  sepuluh hari  I'tikaf di akhir Ramadhan. Pada malam itu juga akan ditentukan setiap takdir dan nasib manusia untuk setahun mendatang. Oleh sebab itu sepatutnya dalam I’tikaf tersebut kita pergunakan untuk  melakukan muhasabah diri,  apakah hidup kita selama ini telah berada di jalan yang lurus  dengan mengikuti petunjukNya? Setelah melihat kekurangan diri, maka segera kita berniat untuk  memperbaiki kekurangan dan kesalahan diri di masa mendatang, dengan merencanakan program dan langkah apa, amal apa yang akan dilakukan untuk diri sendiri, untuk keluarga, untuk agama dan masyarakat pada tahun mendatang. Untuk mendapat ampunan kita beristighfar dan untuk terkabulnya program, kita bermunajat dan berdoa  agar Allah memberikan taufiqNya, persetujuan dan keridhaan atas apa yang kita rancang tersebut menjadi takdir yang diputuskannya pada saat lailatul Qadar. Inilah makna I'tikaf di masjid di malam-malam akhir ramadhan dengan mencari Lailatul Qadar.

 Lailatul Qadar begitu berarti penting dalam hidup kita sepanjang tahun mendatang, karena di malam itu kita dapat meminta ampun atas segala dosa yang terdahulu, dengan melakukan muhasabah diri,  dan bertobat kepada Allah; dan di malam itu juga adalah malam untuk berdoa dan bermunajat menyampaikan program kehidupan untuk masa mendatang, sehingga Allah berkenan untuk menentukan taqdirNya untuk kehidupan kita dimasa mendatang sesuai denga napa yang kita panjatkan.  Untuk memotivasi manusia untuk segera mencari malam tersebut, maka Allah menjanjikan bahwa pahala amalan yang dilakukan pada malam itu lebih baik seribu bulan daripada waktu lain. Oleh sebab itu bertikaf yang kita lakukan selain untuk mencari pahala yang dijanjikan maka kita juga melakukan muhasabah, istighfar, Menyusun program tahunan dan bermunajat agar hidup kita ditakdirkan Allah menjadi hidup yang lebih baik dari masa lalu, seperti orang yang hidup seribu bulan, baik dalam amal ibadah, pekerjaan, akhlak,   dalam berkeluarga, bermasyarakat, dan lain sebagainya.  “ Barangsiapa yang beribadat pada saat Lailatul qadar dengan penuh iman dan mengharapkan keridhaan Allah maka Allah akan mengampuni dosa-dosanya “ ( hadis riwayat Bukhari Muslim ).

 Malam itu harus menjadi perhatian setiap muslim, sebagaimana yang dilakukan oleh rasulullah  dalam menghadapi akhir Ramadhan. Dalam sebuah hadis disebutkan ; “ Ketika telah masuk malam sepuluh ramadhan terakhir, maka nabi Muhammad saw menghidupkan malam tersebut dengan membangunkan keluarganya serta mengencangkan sarungnya “ (  Bukhari dan Muslim ). Hadis yang lain juga sama menyebutkan ; ‘ rasulullah membangunkan keluarganya dan menyingsingkan sarungnya “ (  Tirmidzi ). Maksud kalimat menyingsingkan sarungnya, atau mengencangkan sarungnya adalah  selama malam terakhir tersebut Rasulullah sibuk beribadah, sehingga beliau tidak menggauli isterinya , walaupun pada malam hari. Bararti selama malam sepuluh tersebut, baik nabi maupu isterinya semua sibuk beri'tikaf, muhasabah diri dan munajat serta beribadah kepada Allah.

 Lailatul qadar itu adalah malam istiwewa yang harus diperebutkan oleh mereka yang berpuasa ramadhan, sehingg dengan adanya Lailatull Qadar yang dirahasiakan waktunya umat Islam   akan bertambah giat melakukan ibadah sampai akhir Ramadhan. Jika tidak ada malam lailatul qadar, dapat terjadi semangat puasa, tadarus dan tarawih hanya pada malam-malam pertama saja, dan tambah akhir tambah malas, sebab tidak ada yang dicari dan direbut. Bagaikan orang yang lomba lari, maka piala biasanya disediakan di garis finish, demikian juga ramadhan, piala ramadhan berupa lailatul qadar disediakan di garis finish, diantara malam-malam akhir ramadhan. Baik di malam yang ganjil maupun malam yang genap, sebab malam ganjil bagi mereka yang berpuasa lebih dulu sehari, akan menjadi malam genap bagi mereka yang memulai puasa dihari berikutnya. Oleh sebab itu baik malam ganjil maupun malam genap perlu menjadi perhatian kita Mari kita berlomba untuk mendapatkan kemuliaan malam lailatul qadar..Fastabiqul khairaat..!

 

Buletin

Share This