1501 PERSIAPAN   RAMADHAN

today March 25, 2022 account_circle Arifin Ismail

 

“ Bulan ramadhan , bulan diturunkan padanya kitab suci Al Quran “

( QS. Albaqarah : 185 )

 

Bulan Ramadhan sudah ada sejak terjadinya penciptaan alam semesta, dimana Allah telah menentukan bahwa dalam setahun itu terdapat dua belas bulan, sebagaimana dinyatakan dalam al Quran : “ Sesungguhnya bilangan bulan itu adalah dua belas bulan sebagaimana yang telah  tertulis dalam Kitab Allah, sejak hari pertama penciptaan langit dan bumi “   ( QS. Taubah : 36 ). Oleh sebab itu, maka kirab suci al Quran diturunkan dari Lauh Mahfudz ke langit pertama juga pada bulan Ramadhan yang kita kenal dengan nama “ Lailatul Qadar “ dalam tahun yang tidak diketahui, baru kemudian al Quran yang sudah tersimpan di langit pertama tersebut mulai diturunkan kepada Nabi Muhammad juga pada bulan ramadhan, itulah yang kita sebut dengan malam Nuzul Quran.  

Menurut Imam suyuthi dalam Kitab tafsir Durarul Mansur dinyatakan bahwa  kitab-kitab suci yang lain, juga diturunkan  pada bulan Ramadhan, sebagimana dinyatakan oleh Ibnu Humaid bahwa sahifah Nabi Ibrahim turun pada awal Ramadhan, dan kitab Taurat turun pada enam Ramadhan, kitab Zabur tutun pada dua belas Ramadhan dan kitab Injil turun pada delapan belas Ramadhan.Inilah kemuliaan bulan Ramadhan yang sudah ada sejak dahulu kala, sebelum diwajibkannya puasa bagi umat Muhammad saw.

Begitu mulianya Ramadhan, sehingga setiap Ramadhan tiba dalam setiap tahun, maka surga menghias dirinya sebagaimana diriwayatkan oleh sahabat nabi Ibnu Abbas bercerita bahwa dia pernah mendengar Rasulullah saw bersabda : “ Sesungguhnya sebelum datang bulan ramadhan maka surga akan dihias dengan berbagai macam hiasan sebagai persiapan mneyambut kedatangan bulan ramadhan. Jika datang malam pertama ramadhan, maka bertiuplah angin yang bernama ”al Musirah ” datang dari bahwa Arsy berhembus ke surga sehingga mengerak-gerakkan daun-daun pohon yang ada di dalam surga. Tak lama kemudian akan terdengar suara yang sangat merdu, sehingga berdatanganlah bidadari-bidadari surga berdiri di pelataran-pelataran surga dan mereka mendengar suara berkata : Apakah ada orang yang datang meminang, maka segeralah Allah akan menikahkan mereka “. Melihat itu semua, maka bidadari surga berkata : Wahai malaikat ridhwan penjaga surga, apakah yang terjadi pada malam ini, dan mereka segera melantunkan talbiyah (sebagai ungkapan rasa syukur dan gembira ).   Malaikat ridwan menjawab : Ini adalah malam awal ramadhan, dimana pintu-pintu syurga akan dibuka bagi mereka yang berpuasa daripada kalangan umat Muhammad saw.

Allah Taala segera berfirman : Wahai ridwan (malaikat penjaga surga) , bukakanlah segera pintu-pintu surga, dan wahai  malik (malaikat penjaga neraka ), tutuplah segera pintu-pintu neraka daripada umat Muhammad yang berpuasa. Wahai Jibril segeralah engkau turun ke bumi, dan ikatlah syetan-syetan, rantai mereka, kemudian lemparkan mereka ke bawah laut sehingga mereka tidak dapat merusak puasa  umat Muhammad.

Rasulullah melanjutkan: “ Setiap malam ramadhan Allah menyuruh pemanggil untuk menyerukan seruan sebanyak tiga kali : “ Apakah disana ada yang neminta sesuatu, maka Aku akan memenuhi permintaannya. Apakah disana ada yang ingin bertobat, maka Aku akan memberikan tobat kepadanya. Apakah disana ada yang meminta ampun, maka Aku akan memberikan ampunan kepadanya. Apakah disana ada yang akan memberikan pinjaman kepada Dzat ( Tuhan ) Yang Penuh tidak pernah habis segala kekayaannya ( dengan bersedekah ), dan kepada Dzat Yang Tidak pernah mendzalimi ( akan mengantikan pinjaman dengan berlipat ganda ) ”.

Rasulullah kembali melanjutkan : ” Setiap hari di bulan ramadhan , pada waktu orang yang berpuasa sedang berbuka, maka Allah akan memerdekakan sejuta orang yang namanya telah terdaftar dalam api neraka dari siksaan neraka, dan pada akhir ramadhan, Allah akan memberikan kemerdekaan kepada bilangan dihitung dari malam pertama sampai akhir ramadhan. Pada malam Lailatul Qadar, Allah menyuruh malaikat Jibril turun beserta rombongan malaikat yang lain, dengan membawa bendera-bendera hijau yang mereka pasangkan di atas ka’bah. Malaikat Jibril turun dengan seratus sayapnya, dengan dua sayap yang tidak pernah berkembang kecuali paba malam itu ( malam lailatul qadar ). Jibril mengembangkan sayapnya pada malam itu sehingga menutupi timur dan barat. Malaikat Jibril menyuruh seluruh malaikat untuk memberikan salam kepada setiap yang duduk dan berdiri, mereka yang sedang shalat atau berzikir. Malaikat menyalami orang-orang tersebut, dan meng-amin-kan doa-doa mereka sampai terbit fajar. Setelah terbit fajar  dihari Lailatul Qadar malaikat Jibril menyeru kepada semua malaikat : ” Berangkatlah kamu, berangkatlah kamu sekalian ! ”. Malaikat bertanya kepada Jibril : Wahai Jibril apakah gerangan yang terjadi dengan umat Muhammad ? Jibril menjawab : ” Allah Taala melihat kepada umat Muhammad pada malam hari tadi ( malam Lailatul Qadar ), dan memberikan maaf dan ampunan kepada mereka kecuali empat golongan yaitu mereka yang masih meminum arak, mereka yang masih durhaka kepada kedua orangtua, mereka yang memutuskan silaturahim, dan mereka yang masih bertengkar”.

Malam hari raya dinamakan juga dengan malam anugerah, sebab pada pagi harir aya Allah Taala akan mengutus malaikat pada setiap sudut bumi, mereka (malaikat ) berdiri di ujung-ujung jalan dan gang ( menunggu umat Islam yang akan keluar melakukan shalat Idul Fitri ), dan berteriak dengan suara yang keras sehingga didengar oleh semua makhluk kecuali jin dan manusia, dimana mereka berkata : ” Wahai umat Muhammad, segeralah kamu semua keluar dari rumahmu menuju kepada Tuhan Yang Mulia sebab Dia akan segera memberikan balasan dan ganjaran, memaafkan mereka yang dzalim ”.

Saat mereka sedang berangkat keluar menuju tempat shalat maka Allah berfirman kepada malaikat : ” Apakah balasan bagi orang yang telah selesai melaksankan seuatu pekerjaan dengan baik ? ”. Malaikat segera menjawab : ” Wahai Tuhan kami, balasan orang itu adalah dengan memenuhi segala yang telah dijanjikan kepada mereka ”. Maka Allah Taala berfirman : ” Sesungguhnya Aku bersaksi kepada kamu sekalian wahai malaikatKu, sesungguhnya Aku telah memberikan balasan pahala bagi semua puasa mereka sepanjang ramadhan, dan juga qiyam ( mendirikan malam ramadan ) mereka dengan keridhaanKu dan ampunanKu ”.

Allah segera berfirman lagi : ” Wahai hamba-hambaKu, mintalah sesuatu kepadaKU, maka dengan kemuliaanKU, tidak ada sesuatu apapun yang engkau pinta hari ini melainkan Aku akan segera mengabulkannya, dan Aku akan peduli dengan kehidupan dunia kamu sekalian. Demi kemuliaanKu, maka Aku akan menutup aibmu, selama engkau semua muraqabah ( berhati-hati dan waspada dengan larangan Tuhan ) dengan Aku.

 

Kemudian Rasulullah saw melanjutkan bahwa Allah berfirman : “ Demi kemuliaanKU, pasti Aku tidak akan menghinakan kamu sekalian, juga tidak akan membuka kesalahanmu ( kepada orang lain ) di depan hari pengadilan, dan segeralah kamu kembali ( dari mengerjakan shalat ) dengan membawa ampunan yang menjadikan kamu sekalian ridha dan Aku juga ridha kepadamu. (Mendengar itu ) gembiralah para malaikat mendengar segala berita kegembiraaan yang dijanjikan kepada mereka yang berbuka puasa selama sebulan di bulan ramadhan ”. Hadis diriwayatkan oleh Ibnu Hibban dan juga oleh Baihaqy dan menurut catatan tidak ada satu orangpun dari sanad hadis ini yang dapat dikategorikan dari perawi yang dhaif, sehingga hadis menurut Ibnu Mundzir dalam kitab targhib dan Tarhib ini bukan termasuk hadis Dhaif.

Begitulah satu hadis  yang sangat panjang berkenaan dengan kemuliaan bulan ramadhan, dari awal ramadhan sampai akhir ramadhan, termasuk janji yang Allah berikan kepada mereka yang berpuasa di malam Lailatul Qadar dan Hari raya Idul Fitrie. Dalam hadis tersebut yang perlu mendapat perhatian bahwa segala pahala seperti ampunan dan keridhaan Allah pada malam Lailatul Qadar tidak akan diberikan kepada mereka yang masih meminum minuman keras, atau mereka yang masih durhaka kepada kedua orangtua, atau mereka yang memutuskan tali silaturahim,atau kepada mereka yang bertengkar.

Oleh sebab itu sebelum memasuki bulan ramadhan, kita harus waspada jangan sampai kita termasuk kelompok tersebut, sebab , walaupun kita telah menjalankan kewajiban puasa ramadhan, tetapi tidak mendapatkan ampunan dan keridhaan Allah karena kita masih termasuk orang yang memutuskan silaturahmi, atau termasuk orang yang masih bertengkar dengan orang lain. Hal ini sangat pentng diperhatikan karena  biasanya bulan ramadhan menjadi bulan pertengkaran dalam penentuan awal Ramadhan, demikian juga pertengkaran tentang bilangan rakaat tarawih, antara delapan, atau dua puluh, dan lain sebagainya.

Memang perbedaan pendapat tidak dapat dihindari, sebab setiap kelomppok memiliki dalil atas pendapatnya, maka yang diperlukan adalah sikap menghormati pendapat yang berbeda, dan saling memahami perbedaan, sehingga perbedaan tidak menjadi ajang pertengkaran. Semoga bulan ramadhan kali ini, tidak menjadi  bulan pertengkaran,  dengan  pendapat masing-masing, tetapi bulan ukhuwah dan bulan penuh rahmah sehingga kita semua mendapat maghfirah dan ridha Allah. Selamat mempersiapkan diri untuk memasuki bulan ramadhan..Fa’tabiru Ya Ulil Albab.

 

Buletin

Share This