1500 KEMULIAAN NISFU SYABAN
" Segeralah kamu untuk mendapatkan ampunan dari Tuhanmu " ( QS.Hadid: 27)
Dalam sebuah hadis yang disampaikan oleh Aisyah, istri Rasulullah bahwa pada suatu malam Nabi Muhammad melaksanakan shalat, dimana beliau sujud dalam waktu yang lama, sehingga Siti Aisyah menyangka bahwa Rasulullah telah dipanggil ke hadhirat Allah (karena lamanya beliau sujud). Sewaktu Aisyah melihat keadaan demikian, maka dia segera bangun dan menyentuhkan jari kakinya dan aku lihat jari kaki itu bergerak (bukti bahwa Rasulullah masih hidup), maka aku segera kembali (ke atas tempat tidur), dan tak lama kemudian Siti Aisyah mendengar bahwa Rasulullah saw berdoa dalam sujudnya:
"A'uudzu bi 'afwika min 'iqaabika, wa a'uudzu bi ridhaaka min sakhatika, wa a'uudzu bika minka ilaika, laa uhshi tsanaa'an alaika anta kamaa asnaita 'ala nafsika"
(Aku berlindung dengan pemberian maaf dariMu Ya Allah dari segala siksaanMu, dan aku berlindung dengan keridhaanMu dari kemarahanMu, dan aku berlindung denganMu, dariMu, kepadaMu, tidak terbilanglah banyaknya pujian kepadaMu sebagaimana Engkau memuji diriMu ).
Tak lama kemudian Rasulullah mengangkat kepalanya dari sujud dan setelah selesai melakukan shalat tersebut, Rasulullah saw berkata: Wahai Aisyah, Wahai Humaira (panggilan untuk Aisyah), apakah engkau menyangka bahwa saya telah meninggalkanmu? Aisyah menjawab: " Tidak ya Rasulullah, tetapi aku khawatir engkau telah meninggalkanku sebab engkau sujud dalam waktu yang lama".
Rasulullah segera menjawab: "Apakah engkau mengetahui malam apakah ini?".
Aisyah menjawab: "Allah dan rasulNya yang mengetahuinya. Rasulullah saw bersabda: "Malam ini adalah malam pertengahan bulan sya'ban (nisfu Sya'ban), sesungguhnya Allah Ta’ala memperhatikan hamba-hambaNya pada malam nisfu sya'ban maka Dia akan memberikan ampunan kepada mereka yang meminta ampun, dan memberikan rahmatNya kepada mereka yang meminta rahmatNya, dan permintaan mereka tidak akan dikabulkan jika yang meminta masih mempunyai hasad dan dengki kepada orang lain". Hadis ini diriwayatkan oleh Baihaqi.
Sayidina Ali bin Abi Thalib juga menceritakan bahwa Rasulullah pernah bersabda: " Jika datang malam nisfu sya'ban maka dirikanlah shalat sunat di malam harinya, dan berpuasalah kamu di siang harinya, sebab sesungguhnya Allah Ta’ala turun sejak terbenam matahari pada malam itu ke langit yang pertama dan berkata: "Siapa saja yang meminta ampun kepadaKu (pada malam ini) maka Aku akan segera memberikan ampun kepadanya. Dan siapa saja yang meminta rezeki kepadaKu pada malam ini maka Aku akan segera memberikan rezeki yang dimintanya, dan siapa saja yang meminta bantuan atas musibah yang dideritanya pada malam ini maka Aku akan memberikan kepadanya kesehatan dan keselamatan, dan ini terus berlangsung sampai waktu fajar di pagi hari". Hadis ini diriwayatkan oleh Ibnu Majah.
Dalam hadis yang lain, disampaikan oleh Mu'adz bin Jabal, bahwasanya Rasulullah saw pernah bersabda: "Allah Ta’ala pada malam nisfu sya'ban akan memperhatikan seluruh makhlukNya, dan memberikan ampunan kepada makhlukNya, kecuali bagi orang yang masih melakukan perbuatan syirik dan mereka yang masih berada dalam perkelahian dan pertengkaran" (hadis sahih riwayat Thabrani dan Ibnu Hibban).
Dalam hadis yang disampaikan oleh Aisyah menceritakan bahwa Rasulullah saw bersabda: “Datanglah malaikat Jibril berkata kepada nabi: Ini adalah malam nisfu sya'ban, maka pada malam ini Allah memberikan kebebasan dari api neraka sebanyak bulu kambing (maksudnya sebanyak mungkin yang tidak terhitung ), kecuali kepada mereka yang masih durhaka kepada orangtuanya, juga kepada mereka yang masih suka minum minuman keras". Hadis riwayat Baihaqi.
Dalam hadis yang lain disampaikan oleh Abdullah bin Umar bahwa Rasululah pernah bersabda: “Pada malam nisfu sya'ban Allah melihat kepada hamba-hambaNya dan memberikan ampunan kepada semua makhlukNya kecuali doa mereka yang masih bertengkar dan mereka yang membunuh orang lain (Hadis diriwayatkan oleh Imam Ahmad ).
Dari beberapa hadis diatas dapat dilihat bahwa malam nisfu sya'ban adalah malam istimewa, dimana dalam malam tersebut Allah memberikan peluang emas dengan ampunan dosa, dengan memakbulkan segala permintaan, tetapi itu semua hanya diberikan kepada mereka yang tidak melakukan perbuatan syirik kepada Allah, atau bertengkar dan berkelahi dengan orang lain, atau mereka yang durhaka kepada orangtua, dan mereka yang masih minum minuman keras. Oleh sebab itu sebelum datang malam tersebut, sebaiknya kita melihat diri kita, melihat apakah perbuatan itu masih kita lakukan, jika masih ada segera meninggalkan syirik, dan minuman keras, dan jika masih bertengkar, segera meminta maaf kepa orang tersebut, sebelum dating malam nisfu sya'ban. Jika ada yang durhaka kepada orangtua, segera datang kepadanya meminta maaf atas segala kesalahan yang telah dibuat. Setelah itu semua, barulah kita persiapkan malam itu dengan meminta ampun kepada allah, berdo’a dan bermunajat kepadaNya, sekaligus melakukan shalat sunat di malam hari, seperti shalat tahajud, dan meminta ampun atas segala dosa yang telah diperbuat. Sebab malam itu Allah memberikan kepada kita kesempatan untuk datang menghadap kepadaNya dan Dia akan memberikan ampunan dosa serta mengabulkan apapun permintaan kita.
Baru pada keesokan harinya, lakukanlah puasa sunat nisfu sya'ban, sebagaimana dalam hadis dari Ali bin Abi Thalib yang diriwayatkan oleh Ibnu Majah: "Dirikanlah shalat di malam harinya, dan berpuasalah pada siang harinya". Usamah bin Zaid bertanya kepada Rasulullah: Ya Rasulullah, aku tidak melihatmu banyak melakukan puasa sebagaimana engkau lakukan pada bulan sya'ban?. Rasulullah menjawab: "Itulah bulan (bulan Sya’ban) yang banyak dilupakan oleh manusia, itulah bulan antara Rajab dan Ramadhan, dan itulah bulan Allah akan menerima laporan amal makhlukNya, dan aku suka jika amal perbuatanku dilaporkan semuanya kepada Allah diwaktu aku sedang berpuasa". (Hadis riwayat Imam Nasaii).
Aisyah radhiyallahu anha menceritakan bahwa Rasulullah selalu berpuasa dalam bulan Sya’ban sehingga seakan-akan semua hari dia berpuasa, dan juga kadangkala di lain waktu, dia tidak berpuasa seakan-akan tidak puasa sama sekali dibulan tersebut, dan aku tidak melihat Rasulullah yang berpuasa penuh satu bulan kecuali di bulan Ramadhan, dan aku tidak pernah melihatnya lebih banyak berpuasa seperti puasa di bulan Sya'ban. Hadis riwayat Bukhari dan Muslim.
Dalam riwayat lain Aisyah radhiyallahu anha berkata: " Tidaklah pernah Rasulullah berpuasa dalam satu bulan lebih banyak daripada puasa di bulan Sya'ban, dan pernah dia berpuasa satu bulan penuh, dan beliau bersabda: "Ambillah dariku amal perbuatan semampu engkau mengambilnya, maka sesungguhnya Allah tidak pernah bosan sampai engkau sendiri yang merasa bosan (dalam beramal), tetapi ingatlah bahwa sesuatu amalan seperti shalat sunat yang disukai Rasulullah adalah ibadah yang tetap dilakukan walaupun sedikit, oleh sebab itu jika nabi melakukan ibadah shalat sunat, maka beliau tetap istiqamah melakukannya.
Dari beberapa hadis diatas dapat dilihat bahwa bulan Sya’ban dan malam nisfu sya’ban merupakan bulan yang mulia, dimana umat Islam dianjurkan untuk beramal ibadah seperti shalat malam, dan berpuasa. Tujuan utama adalah melatih diri untuk memasuki bulan Ramadhan. Dengan terbiasa shalat malam di bulan Sya'ban diharapkan dalam bulan Ramadhan, kita dapat melakukan shalat malam seperti taraweh dengan penuh kenikmatan, sebab sudah dilatih di bulan Sya'ban. Demikian juga dengan berpuasa di bulan Sya'ban seperti puasa sunat Senin dan Kamis, atau puasa nisfu sya'ban, maka kita sudah mudah untuk melakukan puasa ramadhan. Jika dalam olahraga ada waktu dan latihan pemanasan, demikian juga dalam menghadapi bulan ramadhan juga ada pemanasan di bulan Sya'ban, sebab itu Rasulullah selama bulan Rajab dan Syaban berdoa; “Allahumma bariklana fi rajab wa sy'ban wa balighnaa ilaa ramadhan"
(Ya Allah berkatilah kami di bulan rajab dan sya'ban ini dan sampaikan kami kepada bulan ramadhan ).
Semoga kita dapat berlomba dalam berbuat amal ibadah dan kebaikan di bulan Sya’ban ini walaupun ini semua merupakan ibadah sunat, sehingga kita tidak perlu bertengkar dalam masalah sunat, sebab jika kita bertengkar maka kita tidak akan termasuk orang yang mendapat ampunan Allah. Bagi mereka yang ingin melakukan ibadah selama bulan syaban dengan puasa sunat nisfu syaban dipersilakan untuk melakukan dengan penuh ketaqwaan dan bagi mereka yang tidak mau melakukannya, tidak perlu bertengkar atau melarang mereka yang melakukannya, karena dengan bertengkar dan memutuskan silaturahmi, itu akan mengakibatkan kita terhalang dari mendapat ampunan Allah dan juga terhalang dari terkabulnya doa sebagaimana dinyatakan dalam hadis kemuliaan nisfu sya’ban diatas. Lebih baik, mari kita sama-sama mempersiapkan diri kita masing-masing dengan rencana program amalan terbaik untuk bulan Ramadhan yang kita akan datang sebentar lagi, sehingga kita akan memasuki Ramadhan dengan penuh ketaqwaan, Fa'tabiru ya ulil albaab.
|
|
Buletin
Komentar