1498 MANAJEMEN KEPEMIMPINAN  ISRAK MIKRAJ

today March 7, 2022 account_circle Arifin Ismail

 

Dan dia telah melihat tanda kekuasaan Tuhannya yang paling besar ‘ ( QS.  an Najm:18) 

Dalam hadis diriwayatkan  oleh Imam Ahmad  dinyatakan bahwa rasulullah saw pada malam Israk Mikraj berjumpa dengan beberapa orang nabi di setiap langit yang dilaluinya, sebagaimana sabda Nabi saw :  “ Kemudian aku dinaikkan ke  langit dunia, maka Jibrilpun memohon izin untuk menembusinya. Tiba-tiba ada suara bertanya : Siapakah kamu? Jibril menjawab : Aku adalah Jibril. Suara itu bertanya lagi : Siapakah bersamamu? Jibril menjawab : Muhammad. Suara bertanya lagi ; Sudahkah dia itu diutus. Jibril menjawab : Sudah. Maka kami dibenarkan masuk, lalu aku bertemu dengan Adam yang datang menyambutku, dan mendoakanku dengan yang baik “.

Kemudian kami dinaikan ke  langit yang kedua, dan Jibril memohon izin untuk menembusnya.dan suara terdengar : Siapakah kamu ? Jibril menjawab : Aku Jibril. Suara bertanya lagi : Siapakah bersamamu? Jibril menjawab : Muhammad. Suara bertanya lagi : Sudahkah dia diutus? Jibril menjawab : Sudah. Kami segera dibenarkan masuk dan kami disambut oleh Yahya dan Isa, kedua mereka menyambut kedatanganku dan mendoakan aku dengan segala yang baik

Kemudian kami dinaikkan ke langit ketiga, dan seperti sebelumnya Jibril memohon izin menembusnya, lalu kedengaran suara bertanya: Siapakah kamu ? Jibril menjawab : Aku adalah Jibril. Suara bertanya lagi : Siapakah bersamamu ? Jibril menjawab : Muhammad. Suara bertanya lagi ; Sudahkah dia diutus? Jibril menjawab : Sudah. Kemudian kami diizinkan masuk dan disambut oleh Yusuf, dan dia mendoakanku dengan kebaikan.

Kemudian kami dinaikan ke langit keempat, dan jibril meminta izin untuk menembusinya, dan kedengaran suara bertanya : Siapakah kamu ? Jibril menjawab : “ Aku adalah Jibril. Suara bertanya lagi : Siapakah bersamamu ? Jibril menjawab : Muhammad. Suara bertanya lagi : Sudahkah dia diutus? Jibril menjawab : Sudah. Kemudian kami masuk dan disambut oleh Idris dan mendoakanku dengan yang baik.

Kemudian kami dinaikan ke  langit  kelima, dan Jibril meminta izin dan terdengar suara yang bertanya : Siapakah kamu? Jibril menjawab : Aku adalah Jibril. Suara bertanya lagi : Siapakah bersamamu? Jibril menjawab ; Muhammad. Suara bertanya lagi : Sudahkah dia diutus? Jibril menjawab ; Sudah. Kemudian kami diizinkan masuk dan disambut oleh Harun, dan mendoakanku dengan yang baik.

Kemudian kami naik ke langit keenam, dan Jibril sebagaimana biasa meminta izin, kemudian terdengar suara bertanya ; Siapakah kamu ? Jibril menjawab ; Aku adalah Jibril. Suara bertanya lagi : Siapakah bersamamu ? Jibril menjawab : Muhammad. Suara bertanya lagi : Sudahkah dia diutus? Jibril menjawab ; Sudah. Kemudian kami dibenarkan masuk dan disambut oleh Musa, dan mendoakanku dengan yang baik.

Kami seterusnya dinaikan ke langit ketujuh, dan Jibril sebagaimana biasa meminta izin, dan suara bertanya : Siapakah kamu ? Jibril menjawab : Aku adalah Jibril. Suara bertanya lagi : siapakah bersamamu ? Jibril menjawab : Muhammad. Suara bertanya lagi ; Sudahkan dia diutus ? Jibril menjawab : Sudah. Kemudian kami masuk dan bertemu dengan Ibrahim yang sedang bersandar di Baitul makmur….”. Aku kemudian naik berjumpa Allah dan pada waktu itu Allah mewajibkan keatasku dan umatku untuk melakukan shalat sebanyak limapuluh kali dalam sehari semalam.

 Akupun turun sehingga berjumpa dengan Musa, dan dia bertanya  : Apakah yang telah diwajibkan Allah kepada umatmu ? Aku menjawab : Shalat lima puluh kali sehari semalam. Mendengar itu, Musa berkata : Kembalilah kepada Tuhanmu untuk meminta keringanan, karena umatmu tidak akan dapat mengerjakan yang demikian. Sesungguhnya aku telah menguji kemampuan Bani Israel”.  Aku segera menghadap Tuhanku berkata : wahai Tuhanku, Dapatkah Engkau meringankan kewajiban itu atas umatku ? Tuhan menguranginya sebanyak lima waktu.

Aku turun dan bertemu  Musa, dan diapun bertanya ; Bagaimana keadaanmu? Aku menjawab : telah dikurangi lima waktu. Musa berkata lagi : Sesunguhnya umatmu tidak akan mampu melakukannya, kembalilah kepada Tuhanmu meminta keringanan. Aku terus berulang kali antara Tuhan dan Musa, dan setiap kali aku meminta keringanan, Tuhanku menguranginya lima waktu, sehingga akhirnya kewajiban itu hanya tinggal lima waktu sahaja, dan Tuhanku berfirman ; “ Wahai Muhammad, itulah lima waktu shalat yang diwajibkan siang dan malam, dan pada setiap satu waktu akan dinilai seperti mengerjakan sepuluh waktu. Sesiapa yang bercita-cita membuat kebajikan lalu terhalang untuk melakukannya akan dicatat baginya satu kebaikan, dan sesiapa yang melakukannya, maka akan dicatit baginya sepuluh kebaikan. Dan barangsiapa yang bercita-cita membuat kejahatan, dan dia membatalkan maka tidak akan dicatatkan apa apa, dan kalau dia melakukan kejahatan maka dia akan dicatat satu kejahatan. Kemudian aku turun dan bertemu Musa dan aku memberitahukan dia akan keringanan lima kewajiban shalat tersebut, kemudian Musa berkata : Kembalilah engkau kepada Tuhanmu untuk meminta keringanan lagi, sebab umatmu nanti susah untuk melakukannya. Aku menjawab : “ Aku tidak akan kembali kepada Tuhanku untuk meminta keringanan lagi, sebab aku malu kepadaNya”. Hadis dengan pernyataan dan cerita yang sama juga terdapat dalam hadis yang diriwayatkan oleh Imam Muslim.

Dalam kisah perjalanan dan pertemuan nabi Muhammad dengan nabi-nabi di setiap tingkat langit tersebut ada pelajaran yang sangat berharga bagi manajemen kepemimpinan. Di langit pertama nabi Muhammad berjumpa dengan nabi Adam alaihissalam. Nabi Afam adalah nabi yang pertama dan merupakan asal usul manusia di muka bumi. Pelajaran dari perjumpaan tersebut adalah seorang pemimpin tidak boleh melupakan asal usul kejadian dirinya, sebab jika seorang pemimpin lupa dengan asl usul dirinya, maka dia akan menjadi pemimpin yang sombong dan takabur. Tidak mengetahui asal usul akan membuat seorang pemimpin lupa diri, sehingga mudah untuk berbuat dzalim sebab dia telah lupa akan asal usul dirinya. Inilah hikmah dari perjumpaan dengan nabi Adam alaihissalam.

Di langit kedua, nabi Muhammad berjumpa dengan nabi Isa dan nabi yahya, dimana kedua nabi tersebut adalah nabi- nabi yang diutus sebelum kedatangan nabi Muhammad saw. Perjumpaan tersebut memberikan pelajaran bahwa seorang pemimpin tidak boleh melupakan jasa dan kebaikan pemimpin sebelumnya, sebagaimana nabi Muhammad bersilaturahmi dengan nabi Isa dan yahya di langit kedua.Pemimpin adalah melanjutkan sesuatu yang baik dari kepemimpinan sebelumnya, bukan menghilangkan jasa dari pemimpin sebelumnya, dan membuat yang terbaik pada masa kepemimpinannya.

Di langit ketiga, nabi Muhammad berjumpa dengan nabi Yusuf as. Nabi Yusuf adalah nabi yang mengalami banyak ujian dan godaan, baik ujian dari saudara dan keluarganya sendiri, juga ujian dari godaan wanita istri dari majikannya, ujian dengan kesusahan hidup dalam penjara, ujian keuangan dan harta kekayaan sewaktu dia menjadi menteri keuangan,  ujian dan godaan pangkat kedudukan sewaktu dia diangkat menjadi menteri. Hikmah dan pelajaran dari pertemuan nabi Muhammad dengan nabi Yusuf, adalah seorang pemimpin harus siap dan lulus dalam menghadapi segala ujian, baik ujian yang datang dari keluarga, ujian dari wanita yang akan mempengaruhinya, ujian harta benda, ujian pangkat dan kedudukan, begutu juga ujian kesusahan sebagaimana ujian nabi yusuf dimasukan ke dalam penjara. Jika seseotang pemimpin lulus dari ujian kemewahan, dan juga ujian kesusahan, baru pemimpin tersbeut dapat sukses dalam kepemimpinannya.

Di langit keempat nabi Muhammad bertemu dengan nabi Idris as. Nabi Idris adalah nabi yang sangat rajin beribadah, sehingga malaikat di langit ta’ajub dengan ibadahnya. Pelajaran dari pertemuan tersebut adalah seorang pemimpin harus selalu mendekatkan dirinya kepada Allah, dengan shalat tahajut di tengah malam untuk meminta petunjuk dan pertolongan Allah dalam menghadapi segala masalah yang terjadi dalam kepemimpinannya.

Di langit kelima, nabi Muhammad berjumpa dengan nabi Harus as. Nabi Harun adalah seorang nabi yang pandai berdialog, berdiplomasi dan berkomunikasi dengan baik, Pelajaran dari pertemuan ini adalah seorang pemimpin harus dapat berdialog dan berkomunikasi baik dengan rakyatnya, maupun dengan pemimpin yang lain, jangan sampai salah ucap membuat program menjadi berantakan.

Di Langit keenam, nabi Muhammad berjumpa dengan nabi Musa as. Nabi Musa adalah seorang nabi yang memiliki ketegasan dalam bersikap, sebagaimana dia menolong kaumnya bani Israel sewaktu bertengkar dengan kaum Qibti,. Pada waktu yang sama Nabi Musa bersikap sabar menghadapi perangai Bani Israel. Pelajaran yang dapat diambil dari kisah ini adalah seorang pemimpin wajib memiliki keberanian, kuatan dan ketegasan  dalam menegakkan keadilan hukum dan kebenaran, disamping kesabaran yang kuat karena jIka seorang pemimpin tidak berani dan tegas maka hukum dan keadilan dan tidak sabar, tidak akan terlaksana dengan baik dalam suatu masyarakat.

Di langit ketujuh, nabi Muhammad berjumpa dengan nabi Ibrahim. Pelajaran dari pertemuan ini adalah seorang pemimpin harus dapat memberikan pelayanan terbaik untuk masyarakatnya sebagaimana nabi Ibrahim membina Kabah yang terus dipakai bagi orang yang bertawaf sepanjang masa, maka pemimpin harus membuat sesuatu  yang bermanfaat bagi rakyat dan masyarakat dalam masa waktu yang panjang dan dapat bermanfaat selama-lamanya.

Sewaktu nabi Muhammad mendapat perintah shalat lima puluh waktu, maka nabi Musa memberikan nasehat agar nabi Muhammad meminta keringanan daripada Allah Taala. Kisah ini juga memberikan pelajaran agar pemimpin itu selalu mendengar saran dan nasehat orang lan walaupun orang tersebut di bawah kedudukannya tetapi dia merupakan yang lebih berpengalaman dari dirinya.  Demikianlah manajemen kepemimpinan dari kisah pertemuaan nabi Muhammad dengan nabi-nabi di setiap tingkat langit yang di laluinya pada malam Israk dan Mikraj. Sudahkah pemimpn umat Islam melaksanakan manajemen kepemimpinan Israk Mikraj ? Fa’tabiru ya Ulil albab.

 

 

 

Buletin

Share This