1489 MARYAM DALAM AL QURAN
“Hai Maryam, sesungguhnya Allah telah memilih, mensucikan dan melebihkan engkau diantara perempuan di seluruh alam “ ( QS. Ali Imran : 42)
Ingatlah, ketika isteri ’Imran berkata: "Ya Tuhanku, sesungguhnya aku menazarkan kepada Engkau anak yang dalam kandunganku menjadi hamba yang saleh dan bertugas di Baitul Maqdis. Karena itu terimalah nazar itu daripadaku. Sesungguhnya Engkaulah Yang Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui". Maka tatkala isteri ’Imran melahirkan anaknya, diapun berkata: "Ya Tuhanku, sesungguhnya aku melahirkannya seorang anak perempuan; dan Allah lebih mengetahui apa yang dilahirkannya itu; dan anak laki-laki tidaklah seperti anak perempuan. Sesungguhnya aku telah menamai dia Maryam dan aku mohon perlindungan untuknya serta anak-anak keturunannya kepada pemeliharaan Engkau daripada syaitan yang terkutuk." (Ali Imran : 36)
Imran adalah ayah dari Maryam yang memiliki silsilah sampai kepada Nabi Daud alaihissalam, dan dia merupakan salah seorang yang rajin shalat dari bani Israel, dan istrinya Hanah binti Faqud juga seorang ahli ibadah pada zamannya. Pada waktu itu Nabi Zakariya adalah suami dari Asy-ya’, saudara perempuan Maryam, walaupun ada yang berpendapat bahwa Asy’ ya’ adalah saudara perempuan dari orangtua Maryam. Pada awalnya Hanah tidak memiliki anak, dan beranggapan dia adalah mandul, maka suatu hari dia melihat seekor burung memberi makan burung yang lain dengan makanan yang diletakkan di paruh burung tersebut. Melihat bagaimana seekor burung memberi makan burung yang lain, maka Maryam bernazar jika dia dapat hamil, maka dia bernazar akan memberikan anaknya tersebut ke Baitul Maqdis, untuk menjadi salah seorang yang bertugas dan mengabdi disana. Setelah Hanah bernazar, maka Allah mentakdirkan dia mengandung, dan tak lama kemudian dia melahirkan seorang anak. Sewaktu bernazar, dia menyangka anaknya seorang lelaki, ternyata anak yang lahir adalah seorang perempuan, dan dinamakan Maryam. Sesuai dengan nazar yang telah diucapkannya, maka Hanah tetap harus memberikan Maryam untuk bertugas di Baitul Maqdis. Maryam lahir dalam keadaan suci dan bebas dari gangguan syetan, sesuai dengan permintaan Hanah yang dikisah al Quran : “ Aku ( Hanah ) mohon perlindungan untuknya serta anak keturunannya kepada pemeliharaan Engkau daripada syaitan yang terkutuk “ ( QS. Ali Imran : 36 )
Setelah Maryam lahir dan diletakkan di Baitul Maqdis sebagaimana nazar yang diucapkan oleh ibunya, maka para penjaga Baitu Maqdis menawarkan diri untuk menjadi pengasuh Maryam, sehingga pihak Baitul Maqdis melaksanakan undian untuk mencari siapa yang berhak untuk mengasuh Maryam. “ Ketika mereka melemparkan anak-anak panah mereka untuk mengundi siapa di antara mereka yang akan memelihara Maryam ‘ ( QS. Ali Imran : 44 ). Peserta yang mengikuti undian mencampakkan pensil ke dalam sungai, dan pensil siapa yang akan bergerak melawan arus sungai maka pemilik pensil itu akan menjadi pemenang yang berhak memelihara dan mengasuh Maryam. Pada waktu undian pertama, pensil Nabi Zakariya yang bergerak melawan arah aliran sungai, maka Nabi Zakariya terpilih menjadi pemenang. Undian diulang sampai tiga kali, dan ternyata setiap kali undian dilakukan, Nabi Zakariya keluar sebagai pemenang, sehingga pihak Baitul Maqdis menetapkan Nabi Zakariya berhak untuk mengasuh Maryam di Baitul Maqdis. “ Maka Tuhannya menerima permintaan nazar isteri Imran dengan penerimaan yang baik, dan mendidiknya dengan pendidikan yang baik dan Allah menjadikan Zakariya sebagai pemeliharanya. Setiap Zakariya masuk untuk menemui Maryam di mihrab, Zakariya melihat makanan tersedia di sisinya. Zakariya berkata: "Hai Maryam dari mana kamu memperoleh makanan ini?" Maryam menjawab: "Makanan itu datang dari sisi Allah". Sesungguhnya Allah memberi rezki kepada siapa yang dikehendakiNya tanpa perhitungan. ( QS. Ali Imran : 37). Ibnu Katsir menyatakan bahwa Zakariya melihat di depan Maryam terdapat buah-buahan musim panas tersedia di waktu musim dingin, dan demikian sebaliknya dimana buah-buahan musim dingin tersedia di depan Maryam di waktu musim panas.
Maryam tinggal dan beribadah di Baitul Maqdis sebagaimana Allah menyuruh Maryam untuk taat dan beribadah shalat, yang dilakukan dengan rukuk dan sujud “ Hai Maryam, ta’atlah kepada Tuhanmu, sujud dan ruku’lah bersama orang-orang yang ruku’ ( QS. Ali mran : 43). Maryam tumbuh besar sebagaimana perempuan yang lain dibawah pendidikan Allah sebagaimana dinyatakan dalam al Quran “ dan Allah mendidiknya dengan pendidikan yang baik” ( QS. Ali Imran : 37 ) sehingga menjadi perempuan suci, rajin beribadah dan berakhlak mulia, sebagaimana dinyatakan dalam al Quran : “ Dan ingatlah ketika Malaikat Jibril berkata: "Hai Maryam, sesungguhnya Allah telah memilih kamu, mensucikan kamu dan melebihkan kamu atas segala wanita di dunia “ ( QS. Ali Imran : 42). Dalam hadis disebutkan bahwa Maryam adalah wanita yang suci, dan mulia, walaupun demikian Maryam bukan seorang Nabi atau Rasul apalagi istri Tuhan tetapi manusia biasa yang jujur dan diberi Allah kelebihan sebagai bukti kekuasaan Allah sebagaimana yang dinyatakan bahwa “ Al Masih putera Maryam hanyalah seorang Rasul yang sesungguhnya telah berlalu sebelumnya beberapa rasul, dan ibunya seorang yang sangat benar ( shiddiqah ), kedua-duanya biasa memakan makanan (sebagaimana manusia biasa ) Perhatikan bagaimana Kami menjelaskan kepada mereka para ahli Kitab akan tanda-tanda kekuasaan Kami, kemudian perhatikanlah bagaimana mereka berpaling dari memperhatikan ayat-ayat Kami itu. ( QS. Al Maidah : 75)
Setelah Maryam dewasa, Allah ingin memperlihatkan kekuasaanNya kepada manusia, dimana Allah menjadikan Maryam dapat mengandung dan melahirkan seorang anak tanpa melalui sentuhan seorang lelaki sebagaimana kelahiran manusia biasa. “ Dan ceritakanlah kisah Maryam dalam Al Qur’an, yaitu ketika ia menjauhkan diri dari keluarganya ke suatu tempat di sebelah timur, maka ia mengadakan tabir yang melindunginya; lalu Kami mengutus malaikat Jibril kepadanya, yang menjelma di hadapannya dalam bentuk manusia yang sempurna. Maryam berkata: "Sesungguhnya aku berlindung daripadamu kepada Tuhan Yang Maha Pemurah, jika kamu seorang yang bertakwa". Malaikat Jibril berkata: "Sesungguhnya aku ini hanyalah seorang utusan Tuhanmu, datang untuk memberimu seorang anak laki-laki yang suci". Maryam berkata: "Bagaimana akan ada bagiku seorang anak laki-laki, sedang tidak pernah seorang manusiapun menyentuhku dan aku bukan pula seorang pezina!" Malaikat Jibril berkata: "Demikianlah, Tuhanmu berfirman: ’Hal itu adalah mudah bagiKu; dan agar dapat Kami menjadikannya suatu tanda bagi manusia dan sebagai rahmat dari Kami; dan hal itu adalah suatu perkara yang sudah diputuskan.’" Maka Maryam mengandung, lalu ia mengasingkan diri dengan membawa kandungannya ke tempat yang jauh. Maka rasa sakit melahirkan anak memaksa ia bersandar pada pangkal pohon kurma, ia berkata: "Aduhai, alangkah baiknya aku mati sebelum ini, dan aku menjadi sesuatu yang tidak berarti, lagi dilupakan". Maka Jibril menyerunya dari tempat yang rendah: "Janganlah kamu bersedih hati, sesungguhnya Tuhanmu telah menjadikan anak sungai di bawahmu. Dan goyanglah pohon kurma itu ke arahmu, niscaya pohon itu akan menjatuhkan buah kurma masak kepadamu. Maka makan, minum dan bersenang hatilah kamu. Jika kamu melihat manusia, maka katakanlah: ’Sesungguhnya aku telah bernazar berpuasa untuk Tuhan Yang Maha Pemurah, maka aku tidak akan berbicara dengan seorang manusia pada hari ini.’" Maka Maryam membawa anak itu kepada kaumnya dengan menggendongnya. Kaumnya berkata: "Hai Maryam, sesungguhnya kamu telah melakukan sesuatu yang amat mungkar. Hai saudara perempuan dari Harun, ayahmu sekali-kali bukanlah seorang yang jahat dan ibumu sekali-kali bukanlah seorang pezina", Maka Maryam menunjuk kepada anaknya. Mereka berkata: "Bagaimana kami akan berbicara dengan anak kecil yang masih dalam ayunan?" . Berkata ’Isa: Sesungguhnya aku ini hamba Allah, Dia memberiku Kitab Injil dan Dia menjadikan aku seorang nabi, dan Dia menjadikan aku seorang yang diberkati di mana saja aku berada, dan Dia memerintahkan kepadaku untuk mendirikan shalat dan menunaikan zakat selama aku hidup; dan berbakti kepada ibuku, dan Dia tidak menjadikan aku seorang yang sombong lagi celaka. Dan kesejahteraan semoga dilimpahkan kepadaku, pada hari aku dilahirkan, pada hari aku meninggal dan pada hari aku dibangkitkan hidup kembali". Itulah ’Isa putera Maryam, yang mengatakan perkataan yang benar, yang mereka berbantah-bantahan tentang kebenarannya. Tidak layak bagi Allah mempunyai anak, Maha Suci Dia dari hal demikian ( QS. Maryam : 16-35)
Dari keterangan diatas, terlihat bahwa Maryam melahirkan Nabi Isa pada waktu pohon kurma sedang berbuah, yaitu pada musim panas, dan melahirkan seorang manusia biasa yang menjadi Nabi, sebagaimana pernyataan anak yang lahir itu sendiri sewaktu dia masih bayi, dan demikian juga dalam Lukas 2 : 11 dinyatakan : “ Di daerah itu ada pengembala-pengembala yang tinggal di padang menjaga kawanan ternak mereka pada waktu malam. Tiba-tiba berdirilah seorang malaikat di dekat mereka dan kemuliaan Tuhan bersinar meliputi mereka dan mereka sangat ketakutan. Lalu malaikat itu berkata kepada mereka : Jangan takut, sebab sesungguhnya aku beritahukan kepadamu kesukaan besar untuk seluruh bangsa : hari ini telah lahir bagimu juru selamat di kota Daud “. Jika dalam al Quran dinyatakan bahwa nabi Isa lahir di waktu pohon kurma sedang berbuah, dan dalam kitab Injil dinyatakan bahwa nabi Isa lahir sewaktu pengembala sedang berada di padang gembalanya, jadi siapakah yang lahir pada tanggal dua puluh lima desember yang bertepatan dengan musim dingin dimana tidak akan ada pohon kurma yang berbuah, dan juga tidak ada pengembala yang berada di tengah padang ? Fa’tabiru ya Ulil abab.
Buletin
Komentar