1479 Kewajiban Muslim Terhadap Rasul
“ Katakanlah ( hai Muhammad ) jika kamu benar-benar mencintai Allah , maka ikutilah aku “ ( QS. Ali Imran : 31 )
Dalam kitab “ As-Syifa bit ta’rifil huquuqil Mustafa “ karangan Qadhi Iyadh bin Musa Al andalusi telah dijelaskan tentang kewajiban seorang muslim terhadap baginda Rasulullah saw dimana dijelaskan bahwa ada lima perkara yang menjadi kewajiban bagi kaum muslimin terhadap Nabi Muhammad saw.
1.Percaya dan membenarkan segala yang datang dari rasul saw.
Setiap muslim wajib percaya dan membenarkan tentang kedatangan Rasul, juga membenarkan segala apa yang disampaikan rasul, dan juga membenarkan tentang akhlak dan perbuatan Rasul. Kewajiban tersebut berlandaskan pada firman Allah Taala : “ Maka berimanlah kamu kepada Allah dan Rasul-Nya , Nabi yang ummi yang beriman kepada Allah dan kalimat-kalimat Nya dan ikutilah dia agar kamu mendapat petumjuk “ ( QS. Al A’raf : 158 ) . Dengan demikian, berarti iman kepada rasul, dan mengikuti apa yang disampaikan beliau menjadi persyaratan utama untuk mendapat petunjuk Allah dalam kehidupan.
Tidak beriman kepada Rasul dan tidak mengikuti perintahnya adalah merupakan indikasi dan tanda kekafiran dan kemunafiqan . “ Dan barangsiapa yang tidak beriman kepada Allah dan rasul-Nya maka sesungguhnya Kami menyediakan neraka yang bernyala-nyala untuk orang-orang yang kafir” ( QS. Al Fath : 13 ). Iman kepada rasul bukan sekadar iman dalam hati, tetapi harus dibuktikan dengan amal dan perbuatan serta sikap mengikuti perintah dan larangannya. Jika hanya mengaku beriman tetapi sikap dan perbuatannya menyimpang dari nilai-nilai keimanan itu merupakan tanda-tanda kemunafiqan ( QS. Al Munafiqun : 1 ) dan pengingkaran kepada Allah.
2. Mentaati segala petunjuk, perintah dan larangannya.
Setiap muslim berkewajiban untuk mengikuti segala petunjuk, perintah dan larangan rasul jika mereka benar-benar mengaku beriman kepada Allah. Hal ini berlandaskan firman Allah dalam Al Qur’an : “ Hai orang yang beriman, taatlah kamu kepada Allah dan Rasul-Nya dan janganlah kamu berpaling daripada-Nya sedang kamu mendengar apa yang disampaikan “ ( QS. Al Anfal : 20 ) . Para ahli tafsir mengatakan bahwa taat kepada Rasul berarti dengan mengikuti sunnah-sunnah beliau dan menerima segala apa yang dibawanya. Sunnah Rasul adalah segala bentuk ucapan, perbuatan dan persetujuan Rasul, maka mengikuti sunnah berarti mengikuti segala ucapan, tindakan dan perbuatan beliau, atau melakukan sesuatu yang tidak bertentangan dengan ucapan, perbuaran dan persetujuan Rasul.
3. Mengikuti Rasul dengan mencontoh segala perbuatannya, menjadikan rasul sebagai contoh teladan dalam segala aspek kehidupan dan bersikap sesuai dengan petunjuknya.
Iman dan taat kepada rasul harus dibuktikan dengan mengikuti segala ucapan, perbuatan dan sunnah-sunnah beliau. Hal tersebut dilandaskan oleh firman Allah dalam Al Qur an : “ Katakanlah jika kamu benar-benar mencintai Allah , maka ikutilah aku ( Muhammad ) niscaya Allah akan mengasihi kamu dan mengampuni dosa-dosamu “ ( QS. Ali Imran: 31 ) . “ Sesungguhnya pada diri Rasulullah itu terdapat suri teladan yang baik bagi kamu sekalian yaitu jika kamu benar-benar mengharapkan rahmat Allah dan kedatangan hari akhirat serta banyak berzikir kepada Allah “ ( QS. Al Ahzab : 21 ).
Taat kepada Allah tidak dapat dipisahkan dengan ketaatan kepada perintah Rasul, sebagaimana yang dilakukan oleh kelompok inkarussunnah atau kelompok antihadis, dimana mereka merasa cukup dengan al Quran tanpa mengikuti hadis, padahal hadis dalam islam adalah penjelasan daripada petunjuk Al Quran.
4. Ttakut melanggar perintahnya.
Keimanan kepada rasul juga dibuktikan dengan ketakutan dalam melanggar perintah Rasul, dan meyakini bahwa melanggar perintah Rasul akan berakibat kepada bencana dan siksa. Hal ini ditegaskan Allah dalam firman-Nya : “ Maka hendaklah orang-orang yang menyalahi perintah-nya takut akan ditimpa bencana atau ditimpa azab yang pedih “ ( QS. Annur : 63 ). “ dan barangsiapa yang menentang rasul sesudah jelas kebenaran baginya, dan mengikuti jalan yang bukan jalan orang-orang mukmin; maka kami biarkan dia berkuasa terhadap kesesatan yang telah dibuatnya itu dan Kami masukkan ia ke dalam neraka jahannam “ ( QS. Annisa : 115 ).
5. Cinta rasul.
Kewajiban seorang muslim kepada rasul adalah mencintai Rasul, sebagaimana dinyatakan dalam al Quran: “ Katakanlah : jika kamu mencintai bapakmu, anakmu , sanak saudaramu, isterimu, harta kekayaan yang kamu cari, perniagaan yang kamu selalu khawatirkan akan merugi, dan rumah kediamanmu uang kamu banggakan; lebih daripada cintamu daripada Allah dan rasul-Nya dan dari berjihad di jalan-Nya, maka tunggulah sampai Allah mendatangkan keputusannya “ ( QS. At taubah : 24 ). Dari ayat di atas dinyatakan bahwa jika seandainya kita mencintai orang lain, atau harta kekayaan, itu lebih daripada kecintaan kepada Rasulullah, lebih daripada kecintaan untuk melaksanakan perintah Rasulullah, maka Allah akan memberikan azab bagi masyarakat tersebut. Apalagi jika umat islam berani menghina Rasul, maka Allah akan memberikan azab dan peringatan agar manusia sadar bahwa itu merupakan suatu kesalahan. Termasuk tanda cinta Rasul adalah beradab kepada Rasulullah, baik dalam ucapan maupun tindakan. Diantara sikap beradab kepada rasul adalah mengucapkan shalawat kepadanya,
Sejarah juga telah membuktikan bahwa rasul adalah contoh teladan dalam semua hal keadaan. Rasulullah adalah pribadi yang sukses dalam semua keadaan dan profesi baik sebagai bapak, sebagai pemimpin masyarakat, sebagai pedagang, sebagai manajer perusahaan, sebagai pendidik, sebagai sahabat , sebagai warga masyarakat, sebagai pemimpin negara, sebagai panglima perang, sebagai teknokrat, dan lain sebagainya. Sahabat-sahabat beliau mengikuti beliau, sehingga masyarakat pada masa beliau merupakan masyarakat terbaik bagi sejarah kemanusiaan. ” Khairul quruuni, qarnii ”, sebaik-baik kurun adalah kurun masyarakat pada masaku.
Mengikuti sunnah beliau berarti mengikuti sunnah beliau dalam totalitas, bukan hanya mengikuti sunah sebagian-sebagian. Sunah dalam amal ibadah, sunnah dalam kehidupan keluarga, sunnah dalam akhlak, sunnah dalam bekerja, sunnah dalam memimpin, sunnah dalam bermasyarakat, dan lain sebagainya. Sangat kita sayangkan masih banyak di antara ummat Islam hanya melihat sunnah beliau dari satu pihak atau sebagian penampilan lahiriyah saja; sedangkan sunnah yang lebih utama yaitu akhlaq, sikap dan kepribadian beliau masih belum mendapat perhatian yang serius. Sebagaimana kita lihat di dalam masyarakat ada yang sangat rajin puasa senin kamis, tetapi kurang harmonis dalam berinteraksi dengan angota masyarakat yang lai ; ada lagi yang mengikuti sunnah pakaian beliau tetapi tidak mengikuti sunnah beliau sebagai seorang yang rajin, disiplin, dan mempunyai etos kerja yang tinggi. Ada pula yang rajin bekerja, disiplin , dan mempunyai kepribadian yang baik, sayangnya hal tersebut tidak diikuti dengan sunnah ritual seperti ibadah dan lain sebagainya.
Rasul adalah seorang yang rajin ibadah sampai kakinya bengkak karena tahajjud di malam hari. Beliau juga adalah seorang pedagang dan manajer perusahaan yang jujur dan amanah. Beliau seorang pendidik yang handal, seorang pemimpin negara dan negarawan. Beliau juga panglima perang dan juga pakar dalam strategi perang penglima perang. Beliau seorang teknokrat , dimana beliau mencipta alat pelempar batu api yang bernama “ al Manjanik “. Beliau seorang dokter dan tabib terbukti dari hadis beliau tentang kedokteran lebih dari tigaratus buah. Oleh karena itu jika kita berprofesi sebagai pedagang, ikutilah sunah Nabi dalam berdagang. Jika kita berprofesi sebagai pemimpin, ikutilah sunah Nabi dalam memimpin. Jika kita seorang manajer, ikutilah sunnah nabi dalam manajemen dan lain sebagainya.
Kalau kita perhatikan masyarakat muslim sekarang, ternyata masih ada diantara ummat islam yang hanya mengikuti Rasul dalam ibadah saja; sedangkan dalam berdagang memakai cara kapitalis, dalam memimpin memakai teori yahudi, dalam bermasyarakat memakai teori ini dan itu yang kadang-kadang bertentangan dengan sunnah rasulullah saw. Seakan-akan sunnah rasul itu hanya berlaku dalam ibadah dan untuk penampilan lahiriyah saja. Apalagi di saat dunia dikuasai oleh kemungkaran, maka mengikuti sunnah beliau dalam sikap, akhlak, dan sistem hidup, merupakan sikap yang sangat terpuji sehingga beliau bersabda : “ Mereka yang berpegang dengan sunnahku diwaktu ummatku sedang rusak maka baginya pahala seratus syahid “. Mengikuti sistem ekonomi rasul di saat semua orang mengikuti sistem kapitalis, mengikuti akhlak Rasul disaat masyarakat dilanda krisis moral; membedakan antara halal dan haram di saat masyarakat sudah berbudaya permissive ( seba boleh ) ; bersikap jujur dan amanah dalam kerja sebagai sunnah nabi di saat semua orang terbiasa dengan kolusi dan korupsi; ini merupakan perjuangan yang dijanjikan akan mendapat pahala seratus syahid.. Semoga dengan bulan maulid ini kita benar-benar dapat mengikuti sunnah rasul sesuai dengan keadaan dan profesi kita masing-masing. Fa’tabiru Ya Ulil albab.
Buletin
Komentar