1470. KESUKSESAN HIJRAH DAN PERUBAHAN
“ Sesungguhnya orang yang beriman dan berhijrah serta berjihad di jalan Allah , mereka itulah yang mengharapkan rahmat Allah ( QS. Al Baqarah/2 : 219 ).
Dalam Kitab suci Al Quran kita dapati bahwa sebagian besar kata-kata “ hijrah “ di awali dengan kata-kata “ iman “ dan diakhiri dengan kata-kata “ jihad “. Dari ayat tersebut dapat dipahami bahwa hijrah hanya dapat dilakukan jika dilandasi dengan iman dan keyakinan yang kuat dan dilaksanakan dengan jihad. Hjirah yang dilakukan tanpa landasan iman tidak akan mempunyai makna sedangkan hijrah yang dilakukan tanpa jihad tidak akan membuahkan hasil yang optimal. Inilah sunnatullah dan suatu aturan yang harus dilaksanakan dalam mencapai kesuksesan bagi suatu usaha perbaikan dalam meningkatkan kebahagian hidup baik di dunia maupun di akhirat. Orang yang berhijrah dengan landasan iman dan dengan mengerahkan segala potensi serta kemampuan yang ada padanya maka meeka itu yang akan mendapat rahmat daripada allah subhana wataala. Hal ini dinyatakan dalam Al Quran : “ Sesungguhnya orang yang beriman dan berhijrah serta berjihad di jalan Allah , mereka itulah yang mengharapkan rahmat Allah, dan Allah maha pengampun lagi Maha penyayang “ ( QS. Al Baqarah/2 : 219 ). Dalam ayat dijelaskan bahwa rahmat Allah itu dapat diperoleh dengan mengerahkan seluruh potensi dan kekuatan serta fasilitas yang ada ( jihad ) untuk melakukan suatu perubahan kepada yang lebih baik, dengan landasan keimanan kepada Allah Taala. Hal ini berarti keimanan, keinginan dan doa saja tidak cukup syarat untuk suatu perobahan dan peningkatan, serta kemajuan, tetapi harus dengan usaha, ikhtiar, dan kesungguhan, sampai tingkat berjuang dan berkorban dengan penuh kesabaran dan ketabahan dalam menghadapi segala resiko dan tantangan, baru kita dapat mencapai kemenangan.
Orang yang beriman, berhijrtah dan berjihad mereka itulah yang akan mendapatkan rezeki dan pertolongan daripada Allah, karena mereka itulah yang sebenar-benar orang yang beriman. Hal ini dinyatakan dalam Al Quran : “ Dan orang yang beriman, berhijrah serta berjihad pada jalan Allah dan selalu memberikan pertolongan , maka mereka itulah orang yang benar-benar beriman, mereka akan memperoleh ampunan dan rezeki yang mulia “ ( QS. Al Anfal : 74 ). Dari ayat ini terlihat , setelah melakukan jihad dengan segaka tenaga, juga diperlukan adanya sinergi, saling tolong menolong, dalam melakukan perubahan dan peningkatan, sebab setiap ndividu akan bergantung dengan individu yang lain, setiap usaha akan bergantung dengan usaha yang lain, sehingga menjadi suatu sistem yang dilakukan dalam “team work “ sehingga menghasilkan suatu kemenangan dan kesuksesan. Orang yang berhijrah dengan niat karena Allah dan hal itu dilakuakn dengan segala usaha yang ada pada dirinya ‘ jihad “, dan salng tolong menolong, menggalang sinergi dan kekuatan bersama, maka mereka itu akan mendapatkan kesuksesan dan kelapangan hidup yang menghasilkan rezeki yang banyak. Jika mereka tidak sempat mencapai tujuan yang diharapkan karena meninggal dunia ataupiun gagal, maka allah telah memberikan pahala usaha tersebut kepadanya, sebagaimana diunyatakan dalam Al Quran : “ Barangsiapa yang berhijrah di jalan Allah niscaya mereka akan mendapatkan tempat yang luas dan rezeki yang banyak di bumi Allah. Barangsiapa yang keluar dengan maksud berhijrah kepada Allah dan rasul-Nya kemudian meninggal sebelum sampai pada tujuan, maka Allah telah menetapkan baginya pahala, karena Allah adalah Tuhan Yang Maha Pengampun dan Maha penyayang “ ( QS. An Nisa /4 : 100 ).
Orang yang selalu melakukan perubahan sikap kepada yang lebih baik, didasari dengan keimanan kepada Allah dan melakukan perubahan sikap tersebut dengan jihad, baik dengan jiwa, harta dan raga , maka mereka pasti akan mendapat keuntungan dan kedudkan terhormat di dunia dan diakhirat, menjadi orang yang sukses . Hal ini dinyatakan dalam Al Quran : “ Orang-orang yang beriman , berhijrah dan berjihad di jalan Allah dengan harta dan jiwa mereka, maka mereka itulah yang akan mendapat kedudukan dan derajat yang tinggi di sisi Allah dan mereka itu adalah orang-orang yang beruntung “ ( QS. At Taubah /9 : 20 ).
Hijrah adalah sikap manusia untuk meningkatkan kualitas hidup dan dirinya dengan cara memilih dan memilah antara yang benar ( haq ) daripada yang salah ( bathil ). Oleh sebab itu hijrah dapat dikatakan merupakan suatu kewajiban hidup yang mutlak bagi setiap manusia yang merindukan perbaikan dan peningkatan kualitas hidup untuk mencapai kemajuan dan kebahagiaan. Untuk mencapai peningkatan diri tersebut, maka hijrah dapat dilakukan secara fisik, yaitu perpindahan tempat dan domisili, dan juga dapat dilakukan secara non-fisik, dalam setiap keadaan, kondisi dan situasi.
Sikap hijrah itu dapat dilakukan jika seseorang telah mempunyai suatu motivasi, keyakinan dan keimanan yang kuat terhadap suatu nilai-nilai kebenaran. Seseorang yang belum mendapat petunjuk dan belum mengetahui nilai-nilai kebenaran, serta belum merasa yakin atas kebenaran sesuatu, maka orang itu tentu tidak dapat melakukan hijrah, disebabkan usaha untuk meninggalkan suatu yang lama akan dapat dilakukan jika orang itu telah mengenal, mengetahui dan meyakini kebenaran dan kebaikan dari suatu perubahan sikap, pilihan serta langkah yang akan ditempuhnya lebih lanjut.
Sikap hijrah tersebut dapat diaplikasikan dengan baik, jika seseorang telah mengerahkan dan mempergunakan segala kekuatan dan potensi serta kemampuan yang ada pada dirinya untuk merubah keadaannya kepada suatu keadaan yang lebih baik lagi. Pengerahan segala potensi dan kemampuan ini baik secara pikiran, perbuatan , perasaan dan hati inilah yang dinamakan dengan “ Jihad “.
Hijrah berarti suatu sikap untuk meningalkan segala yang negatif, segala yang tidak baik, segala yang tidak sesuai dengan petunjuk Tuhan, dan meninggalkan segala kemungkaran dan kemaksiatan. Dan sikap hijrah ini merupakan tuntutan dan tingkatan tertingi bagi seorang yang telah mengaku menjadi seorang muslim dan mengaku beriman kepada Tuhan. Hijrah tersebut harus dilakukan dengan segala usaha perjuangan , dan jihad, yaitu sikap untuk melawan segala bentuk kekafiran dan kemungkaran. Hal ini dinyatakan oleh Nabi Muhammad saw dalam jawaban beliau atas pertanyaan seorang yang baru datang dari negeri Syam, sebagaimana dikisahkan oleh sebuah hadis :
Pada suatu hari rasulullah saw berkata kepada seseorang yang baru datang dari negeri Syam : “ masuklah kamu ke dalam agama islam niscaya kamu akan selamat “. Kemudian terjadilah dialog antara musafir tersebut dengan rasulullah saw :
Orang Syam : Apakah yang dimaksud dengan Islam…?
Rasulullah : Islam adalah engkau menyerahkan hatimu kepada Allah, dan engkau menjamin keselamatan kaum muslimin baik dengan lisan maupun dengan perbuatan dan sikap.
Orang Syam : Apakah yang terbaik dalam Islam..?
Rasulullah menjawab : Iman.
Orang Syam : “ Apakah yang dimaksud dengan Iman..?
Rasulullah menjawab : “ Engkau beriman kepada Allah, kepada malaikat-Nya, Kitab-kitab-Nya, Rasul-rasul-Nya dan kepada hari kebangkitan setelah kematian.
Orang Syam : Apakah yang terbaik daripada iman tersebut.
Rasul menjawab : Hijrah.
Orang Syam : Apakah yang dimaksud dengan hijrah..?
Rasulullah menjawab : “ Engkau meninggalkan segala kejahatan “
Orang Syam : Apakah yang terbaik dari hijrah ?
Rasulullah menjawab ; Jihad
Orang Syam itu bertanya ; Apakah yang dimaksud dengan jihad itu ?
Rasulullah menjawab : Jihad adalah engkau berjuang melawan segala bentuk kekafiran yang menghadangmu dan kamu tidak takut atau gentar dalam menghadapi setiap tantangan dan godaan yang datang kepadamu “.
Dari dialog antara musafir dari negeri Syam dengan Rasulullah tersebut di atas dapat kita lihat bahwa hijrah adalah konsekwensi logis bagi setiap mereka yang mengaku beriman dan telah memeluk agam Islam. Hijrah dalam arti merubah sikap dan keadaan serta setiap perbuatan dari perbuatan kekafiran, kemaksiatan, kepada perbuatan yang sesuai dengan petunjuk Tuhan. Untuk itu diperlukan kesiapan dan usaha untuk melawan setiap godaan dan tantangan yang akan datang. Tiada iman dan islam tanpa hijrah. Tiada hijrah tanpa jihad. Iman, Hijrah dan Jihad yang dilakukan dengan sinergi dan saling tolong menolong antara satu dengan yang lain, merupakan syarat utama mencapai kesuksesan dan kebahagiaan hidup di dunia dan di akhirat.
Buletin
Komentar