1469. Sunnatullah Hijrah
“ Sesungguhnya orang yang beriman, berhijrah dan berjihad di jalan Allah , mereka itulah orang yang mengharapkan rahmat Allah
( QS. Al Baqarah/2 : 219 ).
Kata hijrah berasal dari kata-kata bahsa arab “ ha-ja-ra ” yang berarti berpindah dari suatu tempat ke tempat yang lain atau dari suatu keadaan kepada keadaan yang lebih baik. Dalam kajian sejarah Islam, hijrah adalah peristiwa yang sangat mulia dimana nabi Muhammad saw berpindah dari kota kelahirannya Makkah al Mukarramah ke sebuah kota yang bernama Yatsrib yang terjadi pada tanggal 24 September 622. Sebenarnya dalam perjalanan sejarah ummat manusia kita dapat melihat bahwa hijrah merupakan “sunnatullah” dalam sejarah dimana Nabi Adam berhijrah dari Surga ke atas permukaan bumi untuk mengemban amanat khalifah. Nabi Nuh berhijrah dengan kapal yang menyelamatkan beliau dan pengikutnya dari bencana banjir. Nabi Ibrahim berhijrah dari negeri Babilonia ke negeri Mesir dan negeri Palestina. Nabi Ismail hijrah dari negeri Palestina ke kota Makkah. Nabi Musa hijrah dari Mesir ke negeri Palestina. Nabi Yusuf hijrah dari Kanan di palestine ke negeri Mesir.
Dalam Kitab suci al Quran kita dapati bahwa hijrah dapat berarti meninggalkan perbuatan dosa ( QS.Muddasir: 5 ), menjauhi kawan dan lingkungan yang tidak baik dan mencari lingkungan yang lebih baik dengan cara yang baik dan bijaksana. (QS.Muzammil:10), suatu usaha untuk melakukan sesuatu yang diperintahkan oleh Tuhan (QS.Ankabut:26). Sedangkan dalam ayat yang lain Surah Annisa : 89 dinyatakan bahwa hijrah adalah menjauhi pengaruh dan usaha orang kafir ( QS.AnNisa:89) sehingga ummat Islam mempunyai sikap hidup, tradisi, budaya, cara berpikir, cara bekerja, cara berdagang, cara berpakaian, cara hidup yang lebih baik dari umat yang lain.
Oleh karena itu dapat kita katakan bahwa hijrah bukan hanya dalam arti berpindah tempat, tetapi hijrah dalam arti merubah suatu keadaan kepada keadaan yang lebih baik. Hijrah berarti sebuah perubahan. Hijrah juga berarti sebuah proses untuk meningkatkan kualitas diri dan kualitas hidup menuju tingkatan yang tertingi. Hijrah adalah suatu sunnatullah yang harus dilaksanakan oleh seseorang manusia untuk mencapai taraf hidup yang lebih bahagian baik di dunia maupun di akhirat. Itulah sebabnya maka hijrah adalah proses kehidupan yang harus dijalani oleh setiap insan.
Hijrah dalam arti yang luas adalah meninggalkan segala sesuatu yang dilarang dan dimurkai Allah, menuju pada kehidupan yang diridhai-Nya. Hijrah dari kehidupan materialistis ( tujuan hidup hanya untuk mencari materi ), dari kehidupan individualis ( hidup hanya mementingkan diri sendiri dan tidak peduli dengan nasib orang lain ) , dari gaya hidup hedonis ( hidup hanya untuk mencari kepuasan hawa nafsu ), dari hidup sekular ( hidup yang memisahkan agama daripada kehidupan sosial kemasyarakatan ) , dari budaya permissive ( budaya bebas berbuat apa saja tanpa menghiraukan nilai-nilai moral dan agama ) kepada kehidupan yang lebih diridhai Ilahi , sesuai dengan petunjuk-Nya, sebagaimana yang telah dilakukan oleh para rasul pilihan berdasarkan nilai-nilai iman dan islam. Diantara hijrah yang dapat dilakukan pada saat sekarang ini adalah :
1. Hijrah hati dan motivasi.
Hijrah hati maksudnya adalah merubah sikap hati daripada segala penyakit hati seperti sikap permusuhan, rasa iri dan dengki ( hasad ), angkuh dan sombong kepada sikap hati yang penuh dengan nilai-nilai persaudaraan dan keikhlasan. Hijrah dari sikap hati yang sombong kepada sikap hati yang tawadhu’ dan saling menghormati antar sesama. Hijrah dari hati yang gelisah kepada hati yang tetang. Hijrah dari hati yang penuh dengan nafsu dan emosi kepada hati yang selalu berzikir kepada Ilahi rabbi. Hijrah dari siap hati yang ingin dipuja, ingin disanjung, ingin mendapat pengaruh dan prestoise serta nama baik kepada hati yang ikhlas dan suci.
2. Hijrah visi dan pemikiran
Hijrah visi dan pemikiran yaitu hijrah dari pola pikir materialisme, kapitalisme, sosialisme, sekularisme, dan individualisme kepada pola pikir islam. Hijrah dari ilmu pengetahuan yang berlandaskan pada nilai-nilai sekular kepada nilai-nilai Qurani. Hijrah dari pemikiran yang selalu dipengaruhi oleh takhayul, khurafat, dan mistik kepada pemikiran yang objektif, rational berlandaskan pada nilai-nilai tauhid dan syariah. Hijrah daripada kebodohan kepada ilmu pengetahuan.
3. Hijrah sikap dan tingkah laku.
Hijrah sikap dan tingkah laku adalah hijrah dari perbuatan yang tidak dan negatif baik kepada perbuatan yang baik dan positip. Hijrah dari sikap malas , lamban, kepada sikap bekerja keras, disiplin dan profesional. Hijrah dari sikap pasif dan konsumtif kepada sikap aktof dan produktif. Hijrah dari kemiskinan , dan sikap selalu meminta bantuan kepada sikap mandiri , berkecukupan dan memberikan bantuan. Hijrah dari kwantitas beragama kepada kualitas agama. Hijrah dari sekedar melaksanakan ibadah wajib kepada melaksanakan ibadah wajib da sunah dengan penuh penghayatan dan kesadaran.
4. Hijrah keluarga dan lingkungan.
Hijrah keluarga dan lingkungan yaitu hijrah dari lingkungan pergaulan yang negatif kepada membentuk lingkungan yang positip. Hijrah dari lingkungan sekular baik di dalam rumah, di tengah masyarakat , di lingkungan kampus, kepada lingkungan yang diridhai oleh Tuhan. Hijrah dari kunjungan ke pub dan diskotik kepada kunjungan ke masjid, mushalla, dan majlis taklim. Hijrah dari membaca majalah picisan kepada membaca buku dan majalah agama dan kehidupan yang positip. Hijrah dari kebiasaan hidup santai kepada kehidupan menghargai dan memanfaatkan waktu . Hijrah dari lingkungan masyarakat yang selalu bergelimang dengan dosa dan maksiat kepada masyarakat yang produktif, dan mendapat keridhaan Ilahi. Hijrah dari kebiasaan gosiip, fitnah, ngrumpi, berpikir negatif, dan selalu curiga kepada kebiasaan berbuat kebaikan, berpikir positip, bersikap produktif, dan selalu berbaik sangka. Hijrah dari keluarga dan lingkungan yang tidak baik kepada lingkungan dan keluarga yang lebih baik sehingga dapat merasakan kebahagian dan kedamaian dalam semua lini kehidupan.
5. Hijrah sosial dan budaya.
Hijrah sosial dan budaya adalah hijrah dari sistem kehidupan dan budaya sekular kepada budaya yang lebih sesuai dengan nili-nilai iman dan islam. Hijrah dari gaya hidup , gaya berpakaian, hibby dalam musik, seni, perhiasan, penampilan, yang mengandung unsur-unsur dosa kepada budaya, pakaian, musik, seni, perhiasan, dan penampilan yang mengandung nilai-nilai pahala. Hijrah dari adat istiadat dan budaya yang masih terpengaruh dengan syirik, khurafat, dan bid’ah kepada budaya dan adat istiadat yang sesuai dengan nilai-nilai tauhid. Hijrah dari globalisasi budaya barat kepada usaha globalisasi keislaman dalam setiap aktifitas kehidupan.
Demikianlah makna hijrah dalam kehidupan, sebagai suatu syarat untuk mendapatkan lebih yang lebih baik di masa mendatang. Mari kita hijrah dari kebodohan kepada ilmu pengetahuan, dari kekafiran dan maksiat kepada iman dan amal saleh, hijrah dari hidup hedonis sekular kepada hidup yang lebih bermakna dan bermanfaat bagi umat. Selamat tahun baru Hijrah..Selamat meningkatkan kualitas diri, dan umat, sebagai khalifah di muka bumi yang selalu menabur rahmat dan kedamaian kepada umat manusia. Selamat berhijrah dalam setiap saat, kondisi, dan tempat sehingga menjadi insan mulia dan terhormat. Fa'tabiru Ya ulil absar.
Buletin
Komentar