1459 KETEGASAN SULTAN ABDUL HAMID MEMBELA PALESTIN
“ Sesungguhnya orang yang berkata bahwa Tuhan kami adalah Allah kemudian mereka tetap istiqamah maka tiada kekhawatiran terhadap mereka “ ( QS. Al Ahqaf : 13 )
Pada tahun 1902 pemimpin yahudi Hetzl menghadap Sultan Abdul Hamid meminta izin agar kaum yahudi dapat menetap di bumi Palestina, dengan imbalan (1) uang tunai 1590 juta poundsterling kepada Sultan (2) menutup hutang Daulah Usmaniyah terhadap negara eropa (3) membangun armada laut (4) mendirikan universitas yang bermutu di negeri Palestina. Sultan Abdul Hamid sebagai penguasa tanah Palestina menolak permintaan itu dan berkata : “ Simpanlah uangmu itu wahai Hertzl “. Setelah ditolak, Hetzl tetap mengirim utusan untuk kedua kali, sehingga Sultan Abdul Hamid mengirim surat kepada Hertzl melalui kawannya Neolinsky : “ Jika Hertzel benar-benar kawanmu, sebagaimana anda juga adalah kawanku, maka tolong beritahu agar Hertzl jangan sekali-kali meneruskan langkahnya, karena aku tidak akan menjual sejengkalpun wilayah kerajaanku. Kerajaanku bukanlah milik pribadiku, melainkan milik seluruh kaum muslimin. Untuk memperoleh itu, mereka mengorbankan harta bendanya dan hidupnya. Oleh karena itu, kami akan mempertahankan bumi itu dengan darah kami pula, dari setiap usaha yang dilakukan oleh pihak luar untuk merebutnya. Pasukan kami telah terjun dalam medan perang di Syria dan Palestina. Mereka rela gugur satu demi satu, karena tidak ada seorangpun dari perajurit kami yang mau menyerah kepada musuh. Mereka lebih senang mati membela kehormatan Islam daripada hidup dalam kenistaan. Kerajaan Turki bukanlah milik pribadiku, melainkan milik bangsa Turki.Tanah sejengkalpun tidak boleh dijarah orang. Orang yahudi supaya menyimpan saja jutaan uang miliknya itu. Seandainya kerajaan bisa dihancur luluhkan, orang yahudi boleh megambil tanah Palestina dengan Cuma-Cuma. Akan tetapi harus diingat bahwa kerajaan kami tidak akan pernah mundur dari tekad yang telah kami pegang selama ini. Orang yahudi tidak akan bisa menghancurkan kami sebelum mereka bisa melangkahi mayat-mayat kami terlebih dahulu “.
Melihat ketegasan Sultan Abdul Hamid, maka zionis yahudi berusaha untuk menyingkitkan Sultan dari kedudukannya. Mereka membuat gerakan bawah tanah untuk menjatuhkan Sultan melalui di Kawasan Selonika sehingga terbentuk organisasi Turki Muda yang dipimpin Mustafa Kemal attaurk melakukan pemberontakan kepada Sultan, sehingga diturunkan dan diasingkan ke tempat pembuangan, dan menggantikan sistem khalifah menjadi sistem republik.
Dalam pembuangan tersebut, Sultan Abdul Hamid mengirim surat kepada Syekh Mahmud Abu Samat di Damaskus. Syekh Mahmud Abu Syamat adalah guru kelompok tarikat Sadzili Yashrity. Dia penerus pertama yang menggantikan pimpinan tarekat setelah pendirinya Syekh Ali al Yashrity meninggal dunia. Raghib Ridha yaitu kepala urusan istana Sultan adalah murid dari Syekh Samat. Setiap kali berkunjung ke Istanbul, Syekh Samat selalu menginap di rumah muridnya itu. Sultan menanyakan, siapakah yang menjadi tamu dan menginap di rumah kepala urusan istana tersebut. Setelah Raghib Ridha menjelaskan identitas Syekh Syamat, Sultan merasa tertarik dan bermaksud mengundangnya ke istana. Kemudian Sultan bersedia menjadi muridnya, diikuti oleh pemuka masyarakat Istanbul, para pejabat pemerintahan kerajaan Turki dan para perajuritnya. Ketika Sultan digulingkan dan diasingkan dalam sebuah istana yang terletak di daerah Salonika, ternyata salah seorang dari penjaga di istana pengasingan itu adalah murid Syekh Samat. Melalui penjaga itu, Sultan diam-diam mengirim surat kepada Syekh Abu Samat. Surat itu tetap disimpan oleh Syekh Abu Samat dan anak-anaknya. Bunyi surat itu adalah sebagai berikut :
" Bismilahirrahmanirrahim…Segala puji bagi Allah, dan salam sejahtera kami panjatkan kepada junjungan nabi Muhammad sallahu alaihi wasalam dan segenap keluarganya dan para sahabatnya sekalian hingga hari pengadilan.
Saya tulis surat ini kepada yang mulia Syekh Tarekat abad ini, Ali Sadzili, cahaya ruh dan kehidupan Syekh Mahmud Effendy Abu Samat. Kami akan menyambut uluran kedua tangan beliau yang mulia, dengan mengharapkan restu beliau.
Setelah menghaturkan rasa hormat perlu saya sampaikan bahwa surat anda tanggal 2 Mei tahun ini telah saya terima dengan selamat. Alhamdulillah saya ucapkan, bahwa anda dalam keadaan sehat al afiat.
Tuanku yang mulia, dengan taufik dan hidayah Allah Taala saya bisa melakukan amalan wirid tarekat Sadzili siang dan malam. Saya perlu menyampaikan bahwa hingga saat ini saya terus memerlukan panggilan batin anda. Selain itu ada masalah yang perlu saya sampaikan kepada anda dan orang yang bisa diajak berpikir seperti anda, berkenaan dengan masalah yang sangat penting berikut ini, sebagai amanat perjalanan sejarah.
Saya meninggalkan kursi kekhalifahan bukan karena sesuatu sebab tertentu, melainkan karena adanya tipudaya dengan berbagai ancaman dari tokoh-tokoh organisasi persatuan yang dikenal dengan Cun-Turk ( organisasi turki muda ) sehingga terpaksa saya meninggalkan kekhalifahan tersebut. Sebelumnya, organisasi ini telah mendesak saya berulang-ulang agar saya menyetujui dibentuknya sebuah negara nasional bagi bangsa yahudi di Palestina. Saya tidak menyetujui permohonan berulang-ulang yang memalukan itu. Akhirnya mereka menjanjikan uang sebesar 150 juta pondsterling emas. Saya tetap tegas menolak tawaran itu. Saya menjawab dengan kata-kata “ Seandainya kalian membayar dengan seluruh isi bumi ini, aku tidak akan menerima tawaran itu. Tiga puluh tahun lebih hidup mengabdi kepada kaum muslimin dan kepada Islam itu sendiri. Aku tidak ingin mencoreng lembaran sejarah Islam yang telah lama dirintis oleh nenek moyangku, para Sultan dan Khalifah kerajaan Turki Usmani. Sekali lagi, aku tidak akan menerima tawaran kalian “.
Setelah mendengar dan mengetahui sikap dan jawaban saya itu, mereka dengan kekuatan rahasia yang dimiliki, memaksa saya untuk meninggalkan kursi kekhalifahan, dengan ancaman dan mengasingkan saya di Selonika. Maka terpaksa saya menerima keputusan itu daripada menyetujui permintaan mereka. Saya masih bersyukur kepada Allah, karena saya menolak untuk mencoreng kerajaan Islam Turki, dan dunia Islam pada umumnya dengan noda abadi yang diakibatkan oleh berdirinya negeri yahudi di tanah Palestina. Biarlah semua berlalu. Saya tidak bosan mengulang-ulang rasa syukur kepada Allah Ta’ala yang telah menyelamatkan kita dari aib besar itu. Saya rasa cukup disini apa yang perlu saya sampaikan dan sudilah kiranya anda dan segenap ikhwan menerima salam hormat saya. Guruku yang mulia, mungkin sudah terlalu banyak yang saya sampaikan. Harapan saya, anda beserta jamaah yang anda bina anda bisa memaklumi semua itu “. Wassalamuaaikum waramatullah wabarakatuh. Surat ini ditulis pada tanggal 22 September 1901 , oleh Pelayan Kaum Muslimin, Abdul Hamid bin Abdul Majid.
Dari isi surat Sultan Abdul Hamid tersebut terlihat bagaimana ketegasan dan keteguhan hati Sultan dalam mempertahankan bumi Palestina, dimana beliau rela dijatuhkan dan diasingkan asalkan beliau tidak menyerahkan bumi Palestina kepada tangan yahudi. Bagi bangsa yahudi bumi Palestina adalah sangat penting bagi mereka sebagaimana dinyatakan oleh Nahem Golman pada tahun 1947 dalam cermahnya di Montreal, Canada dia berkata : “ Bangsa yahudi telah memilih Palestina bukan karena tambang yang dihasilkan dari laut mati bernilai tiga milyar dollar, bukan pula karena cadangan minyak yang ada di Palestina yang diperkirakan melebihi cadangan yang ada di Amerika Utara dan Selatan, tetapi pertama karena berpegang pada ajaran Taurat, dan kedua karena Palestina adalah titik pusat strategis kemiliteran yang bisa dijadikan tonggak untuk menguasai dunia “.
Setelah itu, sejarah mencatat bahwa setelah kejatuhan kekhalifahan maka negara Turki menjadi negara sekular, dan liberal dibawah pimpinan Mustafa Kamal Attaturk. Negara Turki sekular menyetujui pembagian daerah kekuasaan Turki Usmani sehingga negeri Palestina diserahkan kepada kerajaan Ingeris. Pada tahun 1917, Kerajaan Inggeris menyetujui perjanjian Balfour yang isinya : (1) Kerajaan Inggeris menyetujui prinsip mengenai berdirinya sebuah negara nasional bagi bangsa yahudi di bumi Palestina. (2) Kerajaan Inggeris akan mengupayakan dengan segala kepastian yang dimilikinya untuk mendukung tercapainya tujuan itu. Kerajaan Inggeris juga akan membicarakan cara dan sarana yang diperlukan oleh organisasi zionisme untuk mewujudkan tujuan tersebut.
Dari kajian diatas dapat dilihat bahwa kekhalifahan Turki Usmaniyah itu dihancurkan oleh musuh bukan dengan peperangan, tetapi dengan memasukkan jarum kebebasan, liberal dan sekularisme yang telah masuk mempengaruhi masyarakat muslim, sehingga akhirnya mereka sendiri yang menggulingkan kekkuasaan Islam di muka bumi. Dari kisah diatas dapat dikatakan bahwa kekuatan pemimpin Islam terdahulu sehingga dapat melahirkan ketegasan dalam bersikap disebabkan adanya kekuatan ruhiyah, seperti Sultan Abdul Hamid dapat bersikap tegas dan istiqamah dalam menegakkan kebenaran dan membela agama disebabkan adanya kekuatan iman dan sikap zuhud, sikap yang tidak mudah terpengaruh dengan kekayaan dunia. Hal ini dapat terlihat sewaktu Sultan Abdul Hamid menolak tawaran ratusan juta poundsterling emas, daripada menyerahkan sejengkal tanah kepada bangsa yahudi. Sikap zuhud, tegas dan sikap tidak terpengaruh dengan kekayaan dan harta, inilah yang menjadikan pemimpin umat akan memiliki ketegasan dalam membela umat dan agama, dan sikap tegas dan zuhud inilah yang sangat langka dari para pemimpin negara umat islam hari ini. Ketegasan dan kekuatan zuhud yang dilandasi keimanan yang tinggi dan disertai oleh ghirah, semangat bela agama inilah yang kita dambakan dari para pemimpin negara Islam secara menyeluruh, Fa’tabiru ya Ulil albab.
Buletin
Komentar