1426 Khutbah Jumat Pertama

 

 

Orang yang memakmurkan masjid Allah ialah orang yang beriman kepada Allah dan hari kemudian, serta tetap mendirikan shalat, menunaikan zakat dan tidak takut kepada siapa pun selain kepada Allah ( QS. At Taubah : 18 )

 

Sejarah mencatat bahwa dalam perjalanan hijrah dari kota Makkah  ke Madinah, nabi Muhammad saw telah melakukan shalat jum’at untuk pertama kali di sebuah perkampungan Bani Salim bin Auf , kawasan perkampungan dekat dengan kota Madinah. Inilah pelaksanaan shalat jum’at yang pertama kali dalam sejarah Islam,  yang dilakukan rasulullah di dalam perjalanan hijrah dari Quba menuju Madinah. Sebelumnya nabi singgah di perkampungan Kuba, dan mendirikan sebuah masjid disana, sehingga masjid tersebut dinamakan dengan masjid Quba. Setelah empat hari berada di Quba, dan setelah selesai pembinaan masjid Quba tersebut, maka  Rasulullah melanjutkan perjalanan hijrah berangkat menuju ke Madinah. Nabi berangkat dari Quba di pagi hari Jumat, dan pada saat telah masuk waktu shalat Jumat, turunlah perintah shalat Jumat kepada beliau. Nabi Muhammad saw segera melaksanakan shalat Jumat yang pertama kali  di kampung tersebut walaupun Nabi dalam musafir, perjalanan hijrah menuju Madinah. Dalam shalat jumat yang pertama ini, Rasul membacakan khutbah jumat pertama, menyampaikan pesan-pesan moral yang sangat penting dalam menghadapi kehidupan baik di dunia maupun di akhirat.

 

Setelah memuji kebesaran Allah di awal khutbah  maka nabi Muhammad saw berpesan kepada jamaah shalat jumat : “ Wahai tuan-tuan sekalian…persiapkanlah segala sesuatu agar kalian selamat. Demi Allah, ketahuilah bahwa setiap daripada kamu akan meninggalkan dunia ini dan akan meninggalkan kambing-kambingnya yang tidak mempunyai pengembala. Nanti..di hari akhirat, ingatlah bahwa Tuhan Pencipta alam akan berkata kepadanya : “ Bukankah telah datang kepadamu Rasul-Ku yang telah menyampaikan perintah-perintah-Ku kepada  kamu semua. .? Bukankah Aku telah memberikan kepadamu harta kekayaan dan bukankah kamu telah Kulebihkan ( diberi nikmat yang lebih dari cukup ). Maka apakah yang engkau dahulukan ( persiapkan ) untuk dirimu sendiri..? “.

 

Maka orang tersebut ( orang yang ditanya pada hari akhirat itu nanti ) melihat ke kanan dan ke kiri, tetapi tidak ada yang terlihat olehnya sesuatu apapun, dan dilihatnya ke depan, maka yang nampak baginya adalah neraka jahannam. Oleh sebab itu barangsiapa yang dapat menahan mukanya dari api neraka walaupun dengan sebuah biji kurma, maka hendaklah diperbuatnya. Dan barang siapa yang tidak mempunyai buah kurma untuk melindungi dirinya dari api neraka tersebut maka hendaklah dia mempergunakan perkataan yang baik, sebab kebaikan itu akan dibalas oleh Allah dengan pahala sampai tujuh ratus kali ganda. Dan tuan-tuan akan selamat dengan rahmat Allah dan keberkatan daripadaNya “.

 

Itulah khutbah pertama yang dibacakan Nabi Muhammad pada shalat jum’at pertama. Kita dapat melihat bagaimana  isi khutbah tersebut yang benar-benar merupakan hal yang sangat penting. Rasul memperingatkan umatnya agar menyadari bahwa nanti di akhirat ada hari dimana setiap manusia akan dittanya oleh Allah akan segala nikmat yang telah diberikan. Apakah nikmat harta, nikmat kekayan, sampai makanan yang diberikan kepada kita telah kita pergunakan sesuai dengan petunjuk-Nya. Tugas manusia adalah memakai nikmat Allah sesuai dengan keperluan, kemudian selebihnya nikmat tersebut harus dapat dipakai untuk membantu dan menolong orang lain, sehingga dengan pertolongan tersebut kita terhindar dari api neraka. Itulah makna “ tahanlah mukamu dari api neraka walau dengan sebuah biji kurma “.

 

Jika seandainya tidak ada nikmat dan harta kekayaan yang dapat dipakai untuk menolong orang lain, maka engkau juga harus dapat menahan dirimu dari api neraka dengan melakukan perbuatan yang baik, berkata-kata yang baik, bersikap dan berkata dengan lemah lembut kepada orang lain. Sebab perkataan yang baik, akhlak yang baik kepada sesama manusia juga akan mendapat ganjaran pahala yang berlipar ganda sehinga dapat menahan diri dari api neraka. “ Mempergunakan perkataan yang baik “ adalah simbol daripada berakhlak yang mulia kepada sesama manusia. Mempunyai akhlak yang baik, dan membantu manusia yang lain adalah cara untuk terhindar dari api neraka jahannam. Inilah inti dari khutbah yang pertama.

 

Setelah itu nabi duduk sebentar, dan kemudian berdiri kembali membacakan khutbah yang kedua : “ Sesungguhnya segala puji bagi Allah. Saya memujiNya dan meminta pertolongan kepadaNya. Kita berlindung dengan Allah daripada segala kejahatan diri kita sendiri dan daripada kekeliruan serta kesalahan yang terdapat dalam perbuatan kita. Barangsiapa yang diberi petunjuk oleh Allah, maka dia tidak akan sesat. Dan barangsiapa yang disesatkanNya, maka maka tidak akan ada yang dapat memberikan petunjuk kepadanya. Saya mengaku bahwa tiada Tuhan selain Allah yang tiada sekutu bagiNya. Sebaik-baik kitab adalah kitabullah yang Maha Suci dan Maha Tinggi. Menanglah orang  yang dihiasi Allah hatinya dengan iman, dan dimasukkan Allah ke dalam agama islam sesudah berada dalam kekafiran dan dia memilih kitab Allah daripada sumber berita yang berasal dari manusia, karena kitab itulah keterangan yang paling baik dan paling utama. Kasihanilah olehmu apa yang dikasihi oleh Allah. Dan cintailah Allah dengan sepenuh hati. Janganlah kamu bosan dan malas membaca Kalam Allah dengan pengajaran yang terdapat di dalamnya. Janganlah sampai hatimu keras daripadanya. Karena diantara semua yang dijadikan Allah, nanti ada yang dipilih olehNya, yang dinamakan olehNya sebagai pilihanNya, baik berdasarkan amalan yang dilakukan maupun dipilih dari antara hamba-hambaNya, demikian juga di dalam Al Quran ada cerita-cerita yang telah dipilihNya, juga tentang hukum-hukum yang halal dan haram yang telah ditentukan bagi kamu sekalian.

 

“ Sembahlah Allah , dan janganlah kamu menyekutukanNya dengan sesuatu apapun juga. Takutlah kamu kepada Allah dengan sesungguhnya. Berlakulah benar dan jujur kepada Allah. Perbaikilah apa yang kamu katakan dengan mulutmu dan berkasih-kasihanlah kamu dengan sesama kamu dengan niat karena Allah, karena Allah akan murka jika perjanjiannya dibinasakan dan selamatlah bagi kamu sekalian “.

 

Dalam khutbah bagian yang kedua ini terlihat bagaimana Rasulullah memberikan kepada umatnya petunjuk praktis dalam menghadapi perjalanan hidup di dunia. Jika khutbah pertama hanya menyadarkan kepada kita adanya pertanggung jawaban di akhirat anti dan tugas kita adalah menghindarkan diri dari papi neraka walau dengan sebuah biji kurma atau dengan sebuah perkataan yang baik; maka dalam khutbah kedua ini lebih banyak kepada cara menjaga diri tersebut dengan membaca petunjuk Allah yang telah diberikan kepada kta melui membaca, memahami dan melaksanakan segala uraian yang terdapat di dalam kitab suci Al Quran.

 

Petunjuk yang Allah berikan dalam kitab suci adalah petunjuk hidup yang sempurna, dan merupakan bahan-bahan pilihan yang diberikan kepada manusia. Di dalamnya juga terdapat cerita-cerita pilihan yang dapat memberikan gambaran kehidupan, baik cerita dan kisah manusia yang telah memndapat petunjuk seperti para nabi dan rasul serta orang-orang shaleh; juga terdapat cerita manusia yang ingkar kepada Tuhan seperti Firaun, Namrud, Qarun, kaum nabi Nuh, Tsamud, kaum Aad dan lain sebagainya. Allah menceritakan hal tersebut agar kita dapat mengambil pelajaran bagaimana menghadapi kehidupan, terutama mempergunakan nikmat yang telah diberikanNya kepada kita. Siapa yang mengikuti petunjuk, dan dapat mengambil pelajaran dari kisah serta umat terdahulu, maka dia akan menjadi manusia pilihan Allah, yang akan mendapat kebahagiaan hidup di dunia dan di akhirat. Sekali lagi rasulullah memperingatkan bahwa petunjuk tersebut, semua perintah Allah harus dilaksanakan tanpa ada sedikitpun sekutu kepadaNya.

Amal ibadah yang dilakukan, segala perbuatan yang dilakukan tidak boleh bercampur dengan unsur kemusyrikan baik syirik bedsar seperti penyembahan kepada selain Allah, atau syirik kecil seperti melakukan sesuatu dengan riya, karena riya adalah bagian daripada syirik. Mengapa sebab riya adalah mensyirikkan niat dalam amal perbuatan. Karena orang yang riya adalah orang yang berniat agar perbuatannya juga untuk dilihat, untuk kepentingan diri, untuk hawa nafsu dan lain sebagainya.

 

Akhir daripada khutbah, rasulullah memperingatkan kita agar tetap berpegang dengan janji manusia dalam alam roh untuk tetap beriman kepadaNya. Siapa yang menepati janji beriman kepada Allah maka dia akan selamat sedangkan siapa yang merusak janji tersebut maka dia akan celaka.  Janji manusia pada alam ruh adalah janji iman. “ Dan ingatlah, ketika Tuhanmu mengeluarkan keturunan anak-anak Adam dari sulbi mereka dan Allah mengambil kesaksian terhadap jiwa mereka seraya berfirman: “Bukankah Aku ini Tuhanmu?” Mereka menjawab: “Betul ,Engkau Tuhan kami, kami menjadi saksi”. Kami lakukan yang demikian itu agar di hari kiamat kamu tidak mengatakan: “Sesungguhnya kami  adalah orang yang lengah terhadap  janji keesaan Tuhan”, atau agar kamu tidak mengatakan: “Sesungguhnya orang-orang tua kami telah mempersekutukan Tuhan sejak dahulu, sedang kami ini adalah anak-anak keturunan yang datang sesudah mereka. Maka apakah Engkau akan membinasakan kami karena perbuatan orang-orang yang sesat dahulu?”  Dan demikianlah Kami menjelaskan ayat-ayat itu, agar mereka kembali [kepada kebenaran]. (QS. Al A’raf : 172-174). Demikianlah isi khutbah jumah pertama ini, semoga kita dapat mengikutinya.Fa’tabiru Ya Ulil Albab,

 

Share This Post

Subscribe To Our Newsletter

Get updates and learn from the best

More To Explore

Do You Want To Boost Your Business?

drop us a line and keep in touch

Discover more from ISTAID Center

Subscribe now to keep reading and get access to the full archive.

Continue reading