Diskusi Akhir Tahun

DISKUSI AKHIR TAHUN

Teropong 2021-2022 : Agama, Ekonomi, Pendidikan dan Politik

 Istaid Center mengadakan Acara Diskusi Akhir Tahun pada tanggal 31 Desember 2021, dengan tema Teropong 2021-2022 : Agama, Ekonomi, Pendidikan dan Politik. Bersama Keynote Speaker Dr. M. Arifin Ismail, MA. M.Phil (Ketua Yayasan ISTAID Center). Istaid juga mengundang pembicara yang memiliki wawasan dan pengalaman dalam tantangan perpolitikan dengan menghadirkan Dr. Wahidin Ismail (Anggota DPD-RI 2004-2014, Prov. Papua Barat). Dalam meneropong tantangan kehidupan beragama masyarakat Indonesia, Istaid mengundang Dr. Najamuddin, M.Ag (Anggota MUI Sumatera Utara-Widyaiswara Balai Diklat Keagamaan Medan. Dalam meneropong tantangan pendidikan Ummat Islam, Istaid Center mengundang Prof. Dr. Milfayetty, MA. Kons, S.Psi (Guru Besar Psikologi Unimed). Kemudian dalam diskusi Tantangan Ekonomi Ummat Islam, Istaid mengundang Dr. Ngatno Sahputra, MA sebagai pembicara.

Moderator Diskusi Akhir Tahun yang diselenggarakan Istaid adalah Januari Riki Effendi, S.Sos (Founder Komunitas Ruang Literasi) yang  telah mengikuti berbagai kajian diskusi yang telah dilakukan Istaid sebelumnya. Petugas MC adalah Dina Masyithah S.Sos yang merupakan pengajar program Tahfidz di Istaid Center.

Kegiatan Diskusi Akhir Tahun yag dilaksanakan pada tanggal 31 Desember 2021 lalu, dimulai sejak pukul 13.00 WIB hingga menjelang Maghrib. Bertempat di Gedung Istaid Center, Jln. Gatot Subroto, Gang Rukun nomor 08, Medan Petisah, Sumatera Utara. Selain kajian secara offline, Istaid juga membuka live ruang kajian melalui zoom. Diskusi Akhir Tahun kali ini, dihadiri oleh berbagai komunitas pemuda dan literasi seperti, Ruang Literasi, Hijrah Bareng, Sahabat Peduli Pendidikan, Ad-Dakwah, Gerakan Sumut Mengajar (GSM), Aktivis Kammi Se-Sumut, KAMMI Merah Saga, LDK Al Izzah Uinsu, HMJ SPI Uinsu, Komunitas Kita Baca, IMM FIS UINSU, FOMDAS, LPKM Uinsu, PERMISTA. Diskusi dilaksanakan di lantai 3 perpustakaan Istaid. Acara berjalan dengan khidmat dan hangat. Peserta yang hadir sebanyak 54 orang dari berbagai komunitas yang diundang.

Beberapa Poin diskusi yang dapat kami simpulkan sebagai berikut :

Dr. Muhammad Arifin Ismail, MA. M.Phil sebagai : Keynote Speaker

Konsep Syuhada dalam kehidupan : Attaubah ayat 46, Ali Imran ayat 40

Dr. Wahidin Ismail

  1. Tantangan Politik Ummat Islam (Teropong 2021-2022) Oleh Dr. Wahidin Ismail sebagai pemateri. Sejak orde lama, reformasi, belum ada capaian spektakuler politik Islam. intelektual muslim banyak berkontribusi dalam kemerdekaan Indonesia. Sebagai contoh, Jejak Politik 2021 :
  2. pancasila disalah pahami konsepnya
  3. konsep agama diganggu dengan kebebasan berpendapat
  4. koalisi partai-partai berideologi secular semakin besar, PI, PBI semakin tidak berperan.
  5. Stigma intoleran, radikal, masih menjadi issue yang dimunculkan ke permukaan dengan konsep untuk memecah dan membuat kegaduhan terhadap konsep-konsep yang tetap dalam agama.
  6. Pembersihan di berbagai konsistensi dilakukan.
  7. Konsolidasi politik secular ultra rasionalis semakin kuat memarginalkan peran politik religious nasionalis.
  8. Tantangan dari dalam tubuh ummat Islam adalah tidak adanya kemauan politik akomodatif
  9. Keterpecahan partai-partai Islam menyebabkan keterpecahan masyarakat

 

Prospek Kedepan bagi Strategi Perpolitikan Ummat Islam

  1. Perubahan Besar mulai tahun politik koalisi besar-besaran, dan ummat Islam dengan strategi politiknya harus memahami peluang tsb.
  2. Gelombang Presidentcial Treshold (0%) semakin besar.
  3. Kinerja pemerintah turun, antusias ummat turun, ummat Islam harus membentuk lahirnya tokoh yang kapabel
  4. Elektabilitas pemimpin alternative semakin bulat
  5. Tantangannya bahwa semakin banyak partai netral dalam menentukan arahnya
  1. Kesimpulan
  1. Islam menemukan momentum menjadi solusi di tengah kekacauan konsep perpolitikan yang lahir dari budaya partai politik yang tidak lagi memiliki konsistensi aspirasi ummat Islam (netral)
  2. Ideology Islam harus disertai dengan ideology bangsa
  3. Semua pemimpin harus merapatkan barisan dan berjalan dengan cara-cara yang baik dan tepat dalam mengangkat aspirasi ummat.
  4. Lihatlah politik itu sebagai penyebar kebaikan
  5. Urgensi moderasi beragama bermakna bahwa “setiap antar ummat beragama wajib mengatakan bahwa agama saya yang benar dan dengan berprinsip seperti itu biarlah prilaku para pemeluk agama menunjukkan bahwa agama yang dipandang benar itu menghadirkan kebaikan dari tangan-tangan mereka kepada orang lain”. Bukan dengan konsep memaksakan agama-agama untuk menyama ratakan konsep-konsep yang ada dalam otoritas agama mereka ke dalam agama yang lainnya serta tidak menerima adanya perbedaan pandangan di dalamnya”
  6. Mengembalikan konsep yang benar tentang Pancasila itu sendiri, amanah dalam melaksanakan UUD Konstitusi, NKRI Bentuk Negara, Bhinneka Tunggal Ika.

 

  1. Prof. Dr. Milfayetty MA. Kons, S.Psi
  1. Tantangan Pendidikan
  1. Alam ini Linear (Pendidikan – Usaha Sadar dan Terencana –Suasana Belajar dan Proses yang baik – Kepribadian dan akhlak mulia – pendidikan Islam –Peradaban Syariat Islam
  2. Membangun pendidikan diatas dasar akidah yang benar- Ilmu tentang Keimanan – melahirkan ketaqwaan (rasa diri yang selalu diawasi)
  3. Orientasi Hadis Rasulullah Saw “bahwa jika hari ini lebih baik daripada hari kemarin, maka beruntung, jika hari ini sama dengan hari kemarin maka merugi, jika hari ini lebih buruk dari hari kemarin maka celaka.
  4. Kesempatan bagi perbaikan pendidikan ke arah yang lebih baik terdapat dalam perjuangan melalui “komunikasi, kolaborasi, berfikir kritis”

Kesimpulan : 

Sejalan dengan defenisis pendidikan  dlam  UU No  20 Tahun 2003 : ” Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.”

Berdasarkan  uraian di atas,  kita melihat bahwa dalam definisi pendidikan yang  tertuang  dalam UU No. 20 Tahun 2003, tampaknya  tidak hanya sekedar menggambarkan apa pendidikan itu,  tetapi memiliki makna dan implikasi yang luas tentang  siapa sesunguhnya pendidik itu, siapa  peserta didik (siswa) itu, bagaimana seharusnya mendidik, dan apa yang ingin dicapai oleh pendidikan. Islam adalah agama yang mengajarkan tentang adanya kehidupan dunia dan akhirat. Kelak setiap manusia akan mempertanggunjawabkan kehidupannya di dunia pada kehidupan akhirat yang pasti akan dijalani. Maka menjadi tantangan sendiri bagaimana menanamkan kesadaran itu dalam setiap proses pendidikan yang berjalan.

 

  1. Dr. Najamuddin. M.Ag
  1. Tantangan Kehidupan Beragama (Sekularis, Liberalis, Pluralisme, Paham-paham sesat)
  1. Islam Wasathiyyah adalah kunci kerukunan bangsa. Wasathiyyah harus dilihat prinsip dan konsepnya secara benar, ialah : Pertengahan, kelaziman, kondisi ideal. Al Quran menyebutkannya sebagai sifat
  2. Konsep Tawassul (mengambil jalan tengah) adalah pengalaman dan pemahaman yang tidak ifroh/ghuluw (berlebih-lebihan dalam agama) dan tafith (mengurangi ajaran agama)
  3. At tauwam (berkeseimbangan). Pengalaman dan pemahaman ajaran agama secara seimbang, baik dunia dan akhirat
  4. Al I’itidal (luwes dan tegas). Sesuai tempat. Lakukan hak dan kewajiban sesuai posisi
  5. At tasamuh (toleransi). Menghargai dan respect dengan segala perbedaan
  6. Al musaawat (egaliter), tidak bersikap diskriminatif

     

Share This Post

Subscribe To Our Newsletter

Get updates and learn from the best

More To Explore

Do You Want To Boost Your Business?

drop us a line and keep in touch

Discover more from ISTAID Center

Subscribe now to keep reading and get access to the full archive.

Continue reading